Advertorial
Intisari-online.com - Hubungan antara Turki dan Amerika Serikat yang makin memanas disusul oleh terpuruknya mata uang Lira Turki atas dollar AS.
Hal ini membuat Turki melirik sejumlah negara untuk menjadi ‘penyandang dana’.
Salah satu negara yang diharapkan menjadi investor untuk menanamkan modalnya ke bank-bank Turki dalam jumlah besar dalam waktu secepatnya adalah China.
Keberanian China untuk ‘menyelamatkan’ perekonomian Turki sebenarnya bukan hanya menunjukkan keunggulan sebuah negara yang sedang berkembang pesat perekonomiannya tapi juga militernya.
Pasalnya, China tidak mungkin berani menawarkan diri untuk menyelamatkan perekonomian Turki jika tidak memiliki kekuatan militer setingkat negara adidaya.
Sebabhal tersebut mengundang risiko dikenai sanksi eknomi oleh Amerika.
Untuk membungkam AS yang selama ini suka bertindak secara spontan baik secara ekonomi maupun militer kepada negara yang dianggap telah melawannya, China memang telah siap.
Baca juga:Turki Memang Gagal Memiliki F-35, tapi Kekuatan Tempur Angkatan Udara-nya Tetap Menyeramkan
Tidak hanya siap melawan Amerika, China bahkan sudah sering mengusir kapal-kapal perang Amerika yang sedang berlayar di Laut China Selatan dan sengaja mendekati pulau yang telah dijadikan China untuk membangun pangkalan-pangkalan militernya.
Pesawat-pesawat intai Amerika yang secara sengaja sedang terbang untuk mengamati pulau yang telah dijadikan pangkalan militer, juga langsung diperingatkan oleh China untuk segera pergi meski pesawat intai itu sedang terbang di jalur penerbangan internasional.
China dalam perkembangan terkini memang sudah tidak sembunyi-sembunyi lagi untuk membangun pangkalan militer di pulau-pulau yang berada di perairan Laut China Selatan yang secara sepihak telah diklaim China sebagai wilayahnya.
Pada 17 Agustus 2018, sesuai diberitakan oleh cnn.com, militer China yang telah menempatkan peluncur rudal balistik, jet-jet tempur, pesawat pembom nuklir, dan persenjataan lainnya di salah pulau yang berada di Laut China Selatan, bahkan telah unjuk gigi.
Secara sengaja militer China menerbangkan pesawat pembom nuklir strategis Xian H-6 produksi terbarunya itu untuk melaksanakan latihan ‘menyerang daratan AS’.
Berkuasa Lebih dari 600 Tahun, Bagaimana Kekhalifahan Turki Ustmani Bisa Runtuh?
Pembom Xian H-6 yang merupakan pesawat hasil diproduksi dengan cara menyontek pembom nuklir Rusia T-16.
Sebuahpesawat pembom nuklir jarak jauh yang bisa menempuh jarak 6000 km tanpa mengisi bahan bakar ulang di udara.
Jika pesawat Xian H-6 terbang dari salah satu pangkalan China yang berada perairan Laut China Selatan, daratan AS memang bisa dicapai dengan mudah oleh armada (flight) Xian H-6.
Dengan kekuatan militer yang saat ini nyaris mengungguli AS, China memang ingin menjadi negara adidaya sekaligus menggantikan posisi AS.
Oleh karena itu berkat kekuatan militer yang demikian besar, China sendiri oleh AS memang diakui telah menggeser posisi Rusia sebagai pesaing utamanya.
Perang dingin antara AS-Rusia pun telah berubah menjadi Perang Dingin antara AS-China.
Maka tidak mengherankan jika dengan memiliki kekuatan militer yang demikian besar itu, AS tidak berani berbuat apa-apa ketika China melaksanakan sejumlah manuver politik dan ekonomi untuk membantu Turki.