Advertorial

Lira Anjlok, Turis Arab Hingga China Antre Belanja Barang Mewah di Turki

intisari-online
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Bawa tas belanja, wisatawan memborong banyak barang-barang mewah, sebelum penjual menaikkan harga untuk memperhitungkan devaluasi lira.
Bawa tas belanja, wisatawan memborong banyak barang-barang mewah, sebelum penjual menaikkan harga untuk memperhitungkan devaluasi lira.

Intisari-online.com - Anjloknya nilai tukar mata uang lira terhadap dollar AS memukul daya beli penduduk Turki, tapi tidak bagi turis asing.

Kurs lira yang merosot mendorong mereka untuk mengunjungi negara itu pada puncak liburan musim panas.

AFP mewartakan pada Selasa (14/8/2018), turis yang sebagian besar berasal dari Arab Saudi dan Asia rela mengantre di luar toko barang mewah seperti Louis Vuitton, Chanel, dan Prada, di Istanbul.

"Semuanya menjadi murah dan tambah murah," kata turis asal Saudi, Nasir El-Nabir.

Baca juga:Turki Dilanda Krisis Ekonomi Hebat, Presiden Erdogan Larang Rakyatnya Beli iPhone

"Ini seperti diskon 30 persen, jadi saya merasakan dampak positifnya," imbuhnya.

Dengan membawa tas belanja, wisatawan memborong banyak barang-barang mewah, sebelum penjual menaikkan harga untuk memperhitungkan devaluasi lira.

Kurs lira jatuh mencapai rekor terendahnya ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penggandaan tarif impor baja dan aluminium bagi Turki pada Jumat lalu.

Xenos Lemis, seorang turis dari Siprus, terus memeriksa nilai tukar lira secara real time.

Baca juga:Bendera Pusaka Indonesia Terbuat dari Tenda Warung Soto, Begini Fakta Sejarahnya

"Kami memeriksa kurs lira setiap dua jam dan ada perubahan signifikan. Jadi ini kesempatan berbelanja bagi turis, ini adalah berkah," katanya.

Namun, beberapa wisatawan justru mengeluhkan hilangnya nilai uang karena mengkonversikan mata uang asing ke mata uang Turki sebelum krisis terjadi.

"Saya cukup terkejut karena saya mengambil banyak uang dari bank dalam mata uang lira. Tapi ketika bangun pada pagi hari, saya kehilangan sekitar seratus atau dua ratus dalam waktu satu malam," kata turis asal China, Kobe Wu Kejia.

Sebelumnya, sektor pariwisata di Turki mengalami tekanan setelah aksi kudeta yang gagal pada 2016.

Kini, turis mulai mengunjungi negara itu sepanjang tahun ini.

Industri berhasil membuat diversifikasi terhadap daya tarik wisata, dengan kenaikan tajam jumlah turis asing dari Iran dan Saudi.

Asosiasi Biro Perjalanan Turki (TURSAB) Firuz Baglikaya mengatakan, ada peningkatan sektor pariwisata sebesar 30 persen dibandingkan tahun lalu.

"Kami menargetkan 40 juta turis sejak 2017, dan jika tidak ada yang negatif, target akan tercapai," katanya. (Veronika Yasinta)

Baca juga:Beginilah Strategi Al Fatih, Raja Turki Penghafal Alquran Taklukkan Kota Legendaris Konstantinopel

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nilai Tukar Lira Anjlok, Turis Asing Borong Barang Mewah di Turki".

Artikel Terkait