Saat ini, perbaikan infrastuktur dan sistem pemerintahan benar-benar membutuhkan pengawasan global karena Indonesia sedang berusaha mengembangkan sistem demokrasi dan desentralisasi yang terbilang cukup baru bagi masyarakat kita.
Setelah hidup selama 45 tahun dalam nuansa pemimpin yang diktator, masyarakat Indonesia sekarang bisa dibilang memiliki sistem demokrasi yang sangat ‘ramai’.
Setiap pemimpin masyarakat mulai dari kepala desa hingga presiden dipilih secara demokratis. Tentu saja, sejumlah politikus masih memakai uang untuk mendapatkan suara.
Baca Juga: 5 Negara Yang Tidak Memiliki Hari Kemerdekaan, Salah Satunya Negara tetangga Indonesia
Namun, masyarakat Indonesia bahkan yang berada di daerah terpencil sekalipun, memiliki sedikit banyak pemahaman tentang demokrasi dan politik.
Seorang nelayan yang tinggal di Sulawesi Utara berkata, “Mereka pikir kami bodoh dan suara kami bisa dibeli.” Komentar ini muncul ketika ada seorang politisi yang akan maju ke pemilihan kepala daerah.
“Tentu saja kami mengambil uangnya, kami menerima semua uang. Namun, kami tetap memilih dengan kepala kami sendiri,” begitu tambahnya.
Demokrasi di Indonesia sendiri muncul setelah apa yang disebut sebagai dekolonisasi gelombang kedua. Untuk lima setengah dekade awal sejak kemerdekaan, Indonesia diatur langsung dari ibukota Jakarta.
Tak heran, 60% dari seluruh penduduk Indonesia ramai-ramai tinggal di Pulau Jawa. Demokrasi baru muncul ketika Soeharto sang diktator yang berkuasa selama 32 tahun digulingkan.
Sejak saat itu, muncul konsep desentralisasi di mana pusat pemerintahan bukan lagi di Jakarta namun terbagi-bagi ke tiap-tiap daerah.
Dari begitu banyak kepala pemerintahan yang sekarang bisa dipilih oleh masyarakat Indonesia, yang paling penting dan berpengaruh adalah walikota atau gubernur.
Mereka bahkan sering disebut sebagai ‘raja kecil’ karena sangat berkuasa. Para walikota dan gubernur bisa membuat keputusan tentang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pekerjaan, transportasi, dan sebagainya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR