Intisari-Online.com - Para pilot tempur (fighter) yang terwadahi dalam satuan-satuan berupa skadron angkatan udara (air force) merupakan ujung tombak dari kekuatan udara (air power) yang telah terbangun sekaligus menjadi tolok ukur kemampuan tempur kekuatan udara negara bersangkutan.
(Baca juga: Coffee Morning, Saat Para Pilot Pesawat Tempur TNI AU Menikmati Gorengan Sebelum Latihan)
Semua kekuatan udara yang dimiliki oleh negara-negara di seluruh dunia dari sisi kualitas dan kemampuan daya pukulnya sangat ditentukan oleh kemampuan serta keterampilan para pilotnya.
Oleh karena itu seorang pilot tempur menjadi demikian berharga karena dalam setiap missi tempurnya, ia mampu menghancurkan sasaran yang tidak terbatas, dan kadang-kadang menjadi wahana untuk menyelesaikan masalah secara tuntas (final solution).
Satu bom yang dijatuhkan oleh pesawat tempur bisa menghancurkan satu kapal perang berisi ribuan personel pasukan atau menghancurkan kendaraan-kendaraan tempur dan fasilitas militer lainnya dalam hitungan menit.
(Baca juga: Ketika Para Pilot TNI AU Berlatih Keras Demi Penampilan di Hari Jadi TNI AU Ke-71)
Oleh karena itu kehadiran pesawat tempur di udara berusaha dicegah dengan segala daya upaya baik dengan mengerahkan kekuatan tempur di darat maupun di udara agar tidak menimbulkan bencana.
Upaya menghadang pesawat musuh di udara menjadikan ruang udara menjadi ajang pertempuran, duel udara, yang sangat mematikan.
Sekali lagi kemampuan seorang pilot tempur diuji melalui dogfight sebelum missi tempurnya suskes menghantam sasaran.
(Baca juga: Gara-gara Pilot Sulit Membedakan Nama Kota, Pesawat Berisi Delegasi Olimpiade Nyasar di Korea Utara)
Seorang pilot dalam suatu dogfight bisa menimbulkan kerugian besar bagi pihak lawan, seperti para pilot kamikaze Jepang yang mempunyai missi khusus menghancurkan kapal-kapal perang Sekutu.
Satu pilot kamikaze yang gugur biasanya membawa pula kematian bagi ratusan bahkan ribuan personel lawan yang gugur dalam satu kapal perang yang hancur akibat dihantam pesawat kamikaze.
Source | : | berbagai sumber,dispenau |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR