Advertorial
Intisari-Online.com- Caractacus adalah putra raja Celtic (Cunobelinus), seorang kepala suku Catuvellauni yang mendiami daerah Hertfordshire, Inggris.
Catuvellauni sendiri begitu agresif, mereka telah mengorbankan suku di dekatnya seperti Atrebates dan sebelumnya menentang orang Romawi.
Setelah kematian Cunobelinus, kerajaan dibagi antara Caractacus dan saudaranya, Togodumnus.
Claudius, kaisar Romawi melancarkan serangannya ke Inggris pada musim panas 43 Masehi.
Caractacus mengadopsi taktik gerilya untuk melawan Jenderal Romawi Aulus Plautius.
Suku Dobunni dari Inggris menyerah kepada Romawi, namun Caractacus dan Togodumnus terlibat dalam pertempuran di tanah suku Cantii (sekarang Kent).
Tentara Celtic memasang badan di tepi Sungai Medway untuk membela ibukota Catuvellauni.
Sebelum fajar, pasukan Romawi memulai serangan.
Pasukan mereka melonjak menyeberangi sungai dan mulai menyerang Inggris dari sisi dan belakangnya.
Caractacus kehilangan sebagian besar wilayah tenggara setelah dikalahkan dalam dua pertempuran krusial di sungai Medway dan Thames.
Setelah Togodumnus dibunuh, Caractacus masih berusaha melanjutkan perlawanan terhadap Romawi.
Namun, dia akhirnya dikalahkan di Pertempuran Caer Caradoc oleh Scapula pada 51 M di pegunungan Wales Utara di wilayah Ordovices.
Pertempuran yang dimenangkan oleh Romawi ini mengakibatkan baik istri, anak, dan saudara Caractacus ditangkap dan menyerah.
Caratacus sendiri melarikan diri namun akhirnya beserta rantai yang mengikat tubuhnya, dia diserahkan ke Romawi oleh rang dari suku Brigantes.
Caractacus dan Keluarganya dibawa Sebagai Tahanan ke RomaPertama dalam prosesi datanglah para raja dan para pengiringnya.
Selanjutnya saudara-saudaranya, istri, dan anak perempuannya, dan terakhir Caractacus.
Tubuhnya telanjang dan dicat dengan figur binatang buas, lehernya dirantai hingga ke lengan, rambut di kepalanya menggantung ke bawah dengan kunci yang melengkung menutupi punggung dan bahunya.
Namun oleh kaisar Claudius, Caractacus dibebaskan untuk menghabiskan sisa hidupnya di Roma.
Berkeliaran di antara kemegahan Roma, Claudius berucap:
‘Dan dapatkah Anda setelah punya segala kemewahan ini masih menginginkan tenda-tenda kami yang miskin?’
Baca Juga:Terkenal Dengan Kekuatan Tempur Terdahsyat, Inilah 5 Fakta Betapa Kerasnya Legiun Romawi