Advertorial
Intisari-Online.com- Spartacus adalah seorang budak dan gladiator Thrakia yang memimpin pemberontakan budak dengan pasukan berjumlah puluhan ribu.
Dia berkali-kali mengalahkan Romawi dan mengajak pasukannya naik turun ke semenanjung Italia hingga dia terbunuh dalam pertempuran di bulan April 71 SM.
Pertarungan Pertama
Spartacus dan sekelompok kecil pelariannya mengambil senjata gladiator dari kereta yang lewat dan berjalan ke Gunung Vesuvius.
Baca Juga:Kecelakaan Maut Menewaskan Seorang Ayah dan 4 Putri Cantiknya, Hanya Istrinya yang Selamat
Dalam perjalanan, mereka menggerebek desa-desa dan mengajak budak untuk bergabung dengan pasukannya.
Dalam misi pemberontakan ini, orang-orang Romawi bukannya berusaha menghentikan mereka, namun justru memblokir Spartacus dan pasukannya di gunung Vesuvuis.
Memanfaatkan tumbuhan liar di gunung, pasukan Spartacus berhasil melewati blokade tanpa disadari oleh Romawi.
Spartacus melakukan serangan dadakan dan membuat Romawi hancur.
Baca Juga:Ternyata Inilah Alasan Kita Jarang Sekali Melihat Bangkai Kucing yang Mati
Sejak saat itu, pasukannya pun perlahan mengalami perkembangan, termasuk karena bergabungnya pasukan yang kalah dengan pasukannya.
Pada musim semi 72 SM, Spartacus mungkin memiliki 40.000 pasukan.
Beberapa di antaranya tinggal di Italia selatan yang dipimpin oleh Crixus sementara sisanya maju meneruskan pemberontakan menuju Alpen di bawah komando Spartacus.
Pertarungan terakhir
Baca Juga:Anak Delapan Tahun Ini Diklaim Miliki Tulisan Tangan Tercantik di Dunia
Pertempuran terakhir terjadi pada bulan April 71 SM di suatu tempat pada lembah atas Silarus.
Strategi Spartacus tampaknya telah berkambang dua kali lipat lengkap dengan pasukan kavaleri yang dapat memanah.
Sementara Spartacus memimpin pasukan infanteri dalam upaya untuk membunuh Crassus dan pasukannya dari Roma.
Sebelum pertempuran, Spartacus turun dari kudanya, membunuh binatang itu, dan berkata:
Baca Juga:Sule Diduga Digugat Cerai karena Selingkuh: Ini 7 Tanda Pasangan Sudah Selingkuh Secara Emosional
"Jika kita memenangkan pertempuran, kita akan mendapat banyak kuda yang lebih baik!"
"Tapi jika kalah, kita tak akan memerlukan kuda lagi," pungkasnya.
Pertempuran berjalan buruk, kavaleri Spartacus rupanya tidak dapat mengenai musuh.
Meski Spartacus dikatakan telah membunuh dua perwira lawannya, namun itu akan menjadi sia-sia.
Pasalnya hidup Spartacus kemudian berakhir saat dia dikepung dan dibunuh musuh.
Dengan kematiannya, pasukannya hancur berantakan dan Crassus serta pasukan Romawi lainnya memburu para pemberontak yang tersisa.
Baca Juga:Mengenal Fyodor Kolychev, Sosok yang Nyawanya Paling Diburu oleh Penguasa Rusia yang Mengerikan