Advertorial
Intisari-Online.com -Dalam perkembangan terkini Rusia yang menganggap AS dan sekutunya sebagai musuh bebuyutan sejak era Perang Dingin selalu menyiapkan kuda-kuda untuk kapan saja siap bertarung.
Apalagi sejak pasukan Rusia menguasai wilayah Ukraina (Crimea) di tahun 2014, baik pasukan Rusia maupun AS serta NATO secara teknis sudah saling berhadapan di garis terdepan dan siap memicu PD III kapan saja.
Jika sampai pasukan Rusia dan AS bertempur, maka peperangan bisa dipastikan akan menggunakan teknologi militer paling canggih termasuk senjata nuklir.
Presiden Rusia Vladimir Putin sangat menyadari akan potensi peperangan nuklir itu dan jika sampai terjadi maka akibatnya sangat mengerikan karena ‘tidak ada satu pun mahluk di bumi yang bisa selamat’.
Tapi meski peperangan nuklir bisa memicu ‘kiamat’ dunia, militer Rusia tidak mau diam saja dan berusaha melakukan pencegahan.
Salah satunya adalah dengan menciptakan senjata penangkis rudal nuklir antar benua (Inter Continetal Balistic Missile/ICBM) paling mutakhir yang dinamai PRS-1M.
Sebagai senjata penangkis rudal nuklir berkecepatan hipersonik, PRS-1 M yang sudah sukses diuji coba di lokasi tes peluncuran rudal Rusia, Sary Shagan, pada 20 Juli 2018, fungsi utamanya memang sebagai perontok rudal ICBM pembawa nuklir.
Dengan kehadiran penangkis rudal nuklir PRS-1 M ini maka Rusia yang antara lain sudah memiliki senjata penangkis rudal non nuklir S-400, makin memiliki benteng sistem pertahanan yang sempurna.
Baik rudal PRS-1 M maupun S-400 saat ini sudah digelar untuk membentengi kota Moskow sehingga bila terjadi peperangan antara Rusia dan negara-negara Barat, Presiden Putin bisa berlindung di sebuah kota yang aman.
Namun meski Rusia sudah memiliki rudal penangkis rudal nuklir, Presiden Putin sendiri selalu mengkampanyekan ke negara-negara pemilik nuklir agar jangan sampai menggunakannya dalam peperangan.
Pasalnya, seperti telah dtekankan Presiden Putin, tidak semua rudal nuklir bisa ditangkis saat diluncurkan dan jika sampai menghantam sasaran, ‘kiamat’ dunia akan sangat sulit dicegah.
Ini seperti pernyataan Presiden Putin yang dikutip oleh New York Post,"Anuclear World War III would end civilation," aliasperang nuklir dalam PD III akan bisa menyebabkan kiamat.