Intisari-Online.com - Pesawat Malaysia MH17 yang berdasarkan penyelidikan dari Tim Internasional pimpinan Belanda terbukti jatuh akibat tembakan rudal Buk-M3 Rusia, diluar dugaan justru malah makin menaikkan pamor keganasan rudal-rudal produksi Rusia.
Jika dibandingkan dengan rudal S-400 yang dalam perkembangan terkini sedang diminati oleh banyak negara seperti Turki, Qatar, dan Arab Saudi, rudal Buk memang kalah canggih.
Tapi keganasan rudal Buk yang berhasil merontokkan pesawat Malaysia bisa mencerminkan bahwa rudal S-400 memang lebih mematikan dan ganas.
Apalagi rudal S-400 yang memiliki fungsi serba guna, misalnya bisa untuk menangkis serangan rudal lawan dan merontokkan pesawat pada jarak 400 km, juga bisa digunakan untuk menghancurkan sasaran di darat.
Rudal S-400 bahkan merupakan sistem pertahanan udara yang belum bisa ditaklukkan oleh AS karena bisa merontokkan jet-jet tempur berteknologi siluman.
Peluncur rudal S-400 sendiri yang merupakan ranpur lapis baja sekaligus bisa berfungsi sebagai stasiun radar pelacak sasaran 92NGE yang bisa mendeteksi dan mengunci sebanyak 300 target sekaligus.
Dengan demikian dalam peperangan, satu konvoi ranpur pengangkut S-400 yang masing-masing membawa 4 peluncur rudal bisa menghantam 300 sasaran sekaligus dalam hitungan menit.
Kehadiran S-400 yang menjadi rebutan berbagai negara memang berpotensi menimbulkan kekacauan karena Rusia cenderung menjualnya kepada negara-negara yang mampu membeli dan tidak harus merupakan sekutunya Rusia.
Misalnya saja Qatar yang sangat berminat untuk membeli rudal S-400 telah membuat Arab Saudi berang dan mengancam akan melancarkan serangan militer.
Arab Saudi yang masih menerapkan embargo ekonomi ke Qatar memang akan merasa makin terancam jika negara yang dituduhnya sebagai pendukung terorisme itu sampai memiliki rudal S-400 karena akan makin sulit diserang.
Tapi sebaliknya Arab Saudi juga ngotot ingin segera memiliki rudal-rudal S-400 untuk menghadapi serangan rudal pemberontak Houthi dari Yaman yang terus saja terjadi.
Source | : | cnn.com,metronews.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR