Advertorial
Intisari-Online.com- Priscus dan Verus adalah sepasang gladiator tangguh yang hidup selama akhir periode abad ke-1.
Mereka terkenal karena pertempurannya yang berlarut-larut di Flavian Amphitheater Roma atau Colosseum.
Pertempuran antara keduanya adalah salah satu pertempuran gladiator pertama yang diadakan di arena itu.
Bahkan apa yang terjadi dengan Priscus dan Verus hingga diabadikan dalam syair oleh penyair Romawi, Martial.
Baca Juga:Terkenal Dengan Kekuatan Tempur Terdahsyat, Inilah 5 Fakta Betapa Kerasnya Legiun Romawi
Terlepas dari informasi yang disediakan oleh Martial, hampir tidak ada yang diketahui tentang Priscus atau Verus.
Kami tidak memiliki gagasan tentang asal-usul kedua pejuang ini, atau petunjuk tentang apa yang terjadi setelah pertempuran.
Namun sangat dimungkinkan bahwa mereka sangat terkenal di zamannya.
Hal itu tak lain karena mereka telah dipilih untuk bertarung satu sama lain sebagai bagian dari perayaan pembukaan Colosseum.
Sebelum bertarung keduanya merupakan sahabat sebelum salah satunya ditransfer ke rumah gladiator lainnya.
Namun ternyata Priscus dan Verus bertemu sebagai lawan dan diminta bertarung hingga mati dalam kesempatan ini.
Pertarungan perdana ini unik karena pada awalnya keduanya melakukan pertarungan selama berjam-jam dengan sepenuh tenaga.
Dalam ketegangan itu keduanya kemudian meletakkan senjata masing-masing dan mengalah satu sama lainnya pada waktu yang sama.
Baca Juga:Gajah Perang, Tank Tempur nan Perkasa dalam Sejarah Militer Kuno
Aksi itu kemudian mengundang apresiasi menderu dari penonton. Mereka pun bersorak, suara mereka bergemuruh di arena pertarungan.
Hingga pada akhirnya Kaisar Titus memberikan rudis (pedang kayu) kepada mereka berdua.
Pedang itu dianugerahkan sebagai simbol kebebasan bagi mereka sekaligus pensiun dari dunia gladiator.
Pujian Syair pada Gladiator atau Kaisar?
Martial menggunakan puisi ini sebagai kesempatan untuk puji-pujian.
Meskipun teksnya tentang pertempuran antara Priscus dan Verus, tampaknya syair ini terutama ditujukan untuk memuji Titus.
Misalnya, Titus digambarkan sebagai penguasa yang adil, karena dia menyelamatkan kedua gladiator itu.
Terakhir, kemurahan hati Titus ditunjukkan ketika dia memberikan pedang kayu kepada kedua gladiator, yang membuat mereka menjadi lelaki bebas.
Baca Juga:Garda Praetorian Terlibat Spionase dan Intimidasi, Ini 5 Peran Lain Legiun Romawi Terkuat Itu