Intisari-Online.com- Pasukan kavaleri (berkuda) nampaknya telah diromantisasi dalam budaya barat.
Dari kesatria-kesatria Eropa, sampai pasukan Amerika abad ke-19, terhadap perang di Afghanistan, ketertarikan dengan kuda sebagai hewan perang berlanjut hingga hari ini dalam budaya populer.
Tetapi jika Anda bergeser ke timur, gajah perang berkuasa di garis depan pada beberapa pertempuran terbesar dalam sejarah kuno.
Gajah perang seperti menempati posisi tank tempur pada zamannya.
Hewan besar ini sering dikirim menuju garis musuh, dan tidak seperti kuda, tombak dan pisau biasa tidak sungguh-sungguh menyakitinya.
Untuk meningkatkan daya tahannya, gajah perang ini dibuat semematikan mungkin.
Termasuk melapisinya dengan baju zirah/ armor super lebar.
Baca Juga: Mulai Sekarang, Berhenti Makan Nasi Bersama Mi Instan, Akibatnya Bisa Sangat Berbahaya!
Armor ini ditampilkan pada model gajah seukuran manusia di Galeri Oriental di Museum Nasional Senjata Kerajaan dan Armor di Leeds, Inggris.
Set alat perang khusus ini dibawa ke Inggris oleh istri dari penguasa kedua Clive, yang adalah gubernur Madras, India, pada 1801.
Dirancang bagi gajah Asia dewasa pada abad ke-16, logam-logamnya juga dihias dengan ukiran berbagai hewan.
Armor ini berasal dari India Utara selama Kekaisaran Mughal, dan terdiri dari 5.840 lempengan logam seberat sekitar 260 kilogram.
Source | : | thedrive.com |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR