Intisari-Online.com -Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akan mengupayakan penambahan tiga jenis kekebalan untuk melengkapi program nasional imunisasi dasar lengkap pada 2017. Vaksin itu teridir dari vaksin Measles Rubella (MR); vaksin Pneumococcus; dan vaksin Human papillomavirus (HPV) untuk mencegah kanker serviks.
(Kemenkes Kirim Ahli Kejiwaan Untuk Korban Gempa Aceh)
“Sampai dengan 2019 kita akan menambah imunisasi baru, yang disebut New Vaccine Initiative. Tahun ini, kita akan melakukan demonstrated project (bukan pilot project), karena vaksin ini telah diuji di berbagai negara, jadi tinggal kita laksanakan”, jelas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr. H. M. Subuh, dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu (4/1).
Menurut Subuh, vaksin MR untuk menggantikan vaksin campak yang akan diterapkan secara berkala mulai Januari 2017. Selanjutnya, vaksin Pneumococcus sebagai proteksi bagi anak-anak dari ISPA akan dimulai pada pertengahan tahun 2017. Sedangkan vaksin HPV yang sudah mulai diperkenalkan pada program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) tahun 2016, di DKI Jakarta akan dikembangkan lebih luas pada tahun 2017.
“Sampai dengan tahun 2025 kita akan bertambah 3 imunisasi lagi. Jadi total nantinya imunisasi dasar lengkap nantinya ada 14. Kalau sudah punya kekebalan dari 14 penyakit, berarti kita sudah bisa sama dengan negara eropa dan Amerika”, kata dr. Subuh.
(Pemerintah Melalui Kemenkes Perbaiki Gizi Bumil, Balita, dan Anak dengan PMT )
Subuh menjelaskan kalau dapat Imunisasi melindungi anak-anak dari beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan, bahkan kematian. Jadi, imunisasi adalah salah satu langkah tepat bagi orang tua untuk menjamin kesehatan anaknya. Selain itu, imunisasi tidak membutuhkan biaya besar, bahkan di Posyandu anak-anak mendapatkan imunisasi secara gratis.
Sampai dengan 2016 lalu, program nasional imunisasi dasar lengkap yang ada di Indonesia telah berhasil melindungi jutaan generasi bangsa dari delapan penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu polio, TBC, campak, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B dan Pneumonia serta Meningitis.
Kurang lebih membutuhkan anggaran sebesar Rp1 trilun untuk memasukkan ketiga vaksin tersebut ke dalam program nasional. Selain berasal dari sumber utama APBN, anggarannya juga didapat dari mekanisme sharing dengan lembaga-lembaga donor.
“Besarnya dana untuk imunisasi yang merupakan tindakan pencegahan, tetap jauh lebih murah apabila kita bandingkan dengan kerugian apabila seorang anak terserang penyakit akibat tidak diimunisasi”, ujarnya