Advertorial
Intisari-Online.com -Jika diamati para pilot di lingkungan TNI AU semuanya mengenakan jam di tangan kanannya.
Latar belakang pemakian jam di tangan kanan itu ternyata unik karena sesungguhnya bukan berdasar aturan yang jelas dan bahkan ada unsur mitosnya.
Tapi, baik berlatar benar atau tidaknya pemakian jam di tangan kanan maupun berdasar mitos, pemakaian jam tangan pilot di pergelangan tangan kanan ternyata benar semuanya.
Benar karena dalam kenyataannya hampir semua pilot militer Indonesia dan juga perwiranya memakai jam di pergelangan tangan kanan.
Sesungguhnya menurut Marsda TNI (Purn) Joko Poerwoko seperti dikutip dalam Majalah Angkasa No.1 Agustus 2011, awal mula pemakian jam di tangan kanan itu karena faktor “keterpaksaan yang menjadi kebiasaan”.
Namun secara tertulis tidak ada ketentuan yang mengharuskan.
Kalau toh ada tercantum dalam buku Santiaji Karbol (pedoman siswa AAU) adalah tentang pemakaian kacamata hitam.
Bermula dari sidang Wampirkortar (Wakil Pimpinan Korps Taruna) tahun 1971, semua perwakilan taruna Akabri kebagian membuat sebuah keputusan tentang jati diri seorang taruna.
Di situ tertulis ketentuan baku yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh taruna selama pendidikan.
Mulai dari tata cara pesiar, cara berpakaian, cara berbicara, hingga tata cara makan dan bertamu.
Khusus untuk taruna dari Akabri Udara (sekarang disebut Karbol) membuat tambahan ketentuan, yaitu tentang pemakaian kacamata rayben dan pemakaian jam tangan di pergelangan tangan.
Suatu alasan yang dibuat-buat dan dicarikan pembenaran karena perwakilan Taruna Udara mengajukan alasan bahwa semua taruna udara di persiapkan sebagai pilot.
Oleh karena itu mereka harus melindungi matanya (dengan kacamata Rayben) dan memakai jam tangan di pergelangan kanan.
Padahal ketentuan umum dalam buku Santiaji Taruna, seorang taruna tidak dibenarkan memakai kacamata bila berpakaian dinas. Sedangkan pemakaian jam tangan sebenarnya tidak diatur.
Kebanggaan semu ini terus berkembang hingga kini, secara turun temurun pemakaian jam di sebelah kanan seolah telah menjadi identitas pilot militer di Indonesia.
Terkait dengan keselamatan penerbangan, pemakaian jam di pergelangan tangan kanan tidak ada relevansinya, selain karena faktor kebiasaan dan juga kemudahan untuk melihat waktu saja.
Namun yang pasti pemakaian jam di sebelah tangan kanan ini telah menjadi identitas buat perwira TNI AU.
Belakangan beberapa perwira matra lain juga “mengharuskan” pemakaian jam di pergelangan tangan kanan.
Dengan demikian mitos tersebut telah menjadi kenyataan.
Padahal pilot memakai jam tangan di pergelangan tangan kanan berawal dari keharusan berlanjut yang menjadi kebiasaan.
Lalu berkembang menjadi identitas dan akhirnya keseragaman.