Advertorial
Intisari-Online.com com -Alih-alih berduka, banyak orang yang bersorak-sorai atas kematian Claude Kleynhans.
Laki-laki 54 tahun itu tewas setelah diserang seekor kerbau jantan di sebuah perusahaan safari di Tzanen, Limpopo, Afrika Selatan.
Kleynhans sendiri diketahui sebagai pengelola perusahaan berburu tersebut.
Bagaimanapun juga, ayah tiga anak tersebut dikenal sebagai salah satu pemburu terbaik di Afrika selatan.
Menurut keterangan istrinya, Corina van der Merwe, sebelumnya Kleynhans menembak mati seekor kerbau yang sudah diincarnya.
Tapi nahas, saat hendak mengangkat bangkai kerbau itu ke tas jip, sekawanan kerbau lainnya datang menyerang.
Tak pelak lagi, Kleynhans tewas dalam serangan itu setelah salah seekor kerbau jantan berhasil menubruknya.
Banyak yang menduga, hewan itu menyerang karena marah terhadap Kleynhans. Sebuh saja sebagai aksi balas dendam.
Seperti disinggung di awal, alih-alih berduka, banyak kalangan yang bahagia atas kematian Kleynhans.
Lebih-lebih para netizen yang selama ini mendaku peduli terhadap pelestarian alam.
Sama sekali tak ada empati atau rasa duka cita yang mereka sampaikan atas tewasnya Kleynhan.
Beberapa orang mengomentari laman Facebook Kleynhan dan mengatakan dia layak mendapatkan serangan itu.
Salah seorang pengguna Facebook, bernama Pamela Tomaro D’Angio menulis begini:
“Saya suka ketika pemburu terbunuh oleh hewan, itu membuat saya sangat bahagia.
Semoga anda tidak Meninggal Dengan Tenang (RIP).
Anda membunuh banyak hewan dan sekarang giliran kalian para pengecut yang memiliki pikiran tidak berguna.
Membusuklah di neraka.”
Baca juga:Tentara Bayaran Pemburu ‘Uang Berdarah’, Ternyata Sudah Ada Sejak Zaman Firaun
Banyak juga yang mengatakan jika yang terjadi pada Kleynhan mungkin adalah karmanya karena sering membunuh satwa.
Mereka menganggap perburuan adalah perbuatan kejam. Mereka ingin melindungi hak hidup hewan dan bebas dari tindakan perburuan.(Alfin Wahyu Yulianto)
Artikel ini sebelumnya tayang di Tribun Video, selengkapnya di sini