Intisari-Online.com – Seorang pria baru saja menikah dan kembali ke rumah dengan istrinya. Mereka menyeberangi sebuah danau dengan perahu, ketika tiba-tiba badai besar muncul.
Perahu mereka kecil dan badai benar-benar besar, setiap saat mereka bisa saja tenggelam.
Meski sang suami merupakan seorang prajurit, istrinya tetap merasasangat takut hingga hampir putus asa.
Sementara suami terusduduk diamdan tenang, seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Wanita itu dengan gemetar berkata, “Apakah kamu tidak takut? Ini mungkin saat terakhir hidup kita! Tidak tampak bahwa kita akan mencapai pantai lainnya. Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan kita, kematian adalah pasti. Apakah kamu tidak takut? Apakah kamu gila atau kenapa? Apakah kau membatu?”
Pria itu tertawa dan mengeluarkan pedang dari sarungnya. Wanita itu semakin bingung, apa yang akan dilakukan oleh suaminya? Kemudian pria itu membawa pedang telanjang dekat dengan leher wanita itu, begitu dekat hingga hanya ada celah kecil, dan hampir menyentuh leher wanita itu.
Pria itumengatakan, “Apakah kamu takut?”
Wanita itu mulai tertawa dan berkata, “Mengapa saya harus takut? Jika pedang itu di tanganmu, mengapa saya harus takut? Saya tahu kamu mencintaiku.”
Pria itu meletakkan kembali pedangnya dan berkata, “Inilah jawaban saya. Saya tahu Tuhan mencintai kita dan badai ada di tangan-Nya. Jadi, apapun yang akan terjadi itulah yang terbaik menurut-Nya. Jika kita bertahan hidup, itulah yang terbaik. Jika kita tidak dapat bertahan hidup, itulah yang terbaik. Sebabsemuanya ada di tangan Tuhan dan Ia tidak akan melakukan sesuatu yang salah.”