Jangan Takut Bermimpi Besar

K. Tatik Wardayati

Editor

Jangan Takut Bermimpi Besar
Jangan Takut Bermimpi Besar

Intisari-Online.com – Mimpi adalah peletakan batu pertama untuk membuat suatu bangunan yang megah di masa datang. Jika kita ibaratkan tujuan hidup itu sebagai mimpi atau visi, maka hal itu belum nyata untuk dirasakan. Bahkan yang namanya tujuan hidup masih direncanakan dan belum tercapai. Namun, pertama, tentukanlah tujuan hidup yang baik dan benar. Kedua, tentukan rute mana yang akan ditempuh untuk mencapainya. Jika tujuan hidup tak jelas, maka Anda akan mengalir ke arah kegagalan.

Jangan takut bermimpi besar, karena mimpi itu gratis. Seperti dikatakan Bung Karno, "Gantungkan cita-citamu setinggi langit." Tapi, dalam suatu seminar, seorang peserta bertanya, "Kalau saya bermimpi setinggi-tingginya, nanti kalau jatuh akan sakit sekali."

Ingatlah, di waktu kecil, ketika belajar berjalan, berapa kali Anda jatuh, dan berapa kali pula Anda bangkit lagi untuk kembali mencoba? Itu semua digerakkan oleh naluri ingin bisa berjalan.

Sekecil itu, Anda sudah merasakan kegagalan. Di saat sudah mulai bisa tertatih, Anda merasa berhasil. Tapi, tak cukup puas, Anda terus menyempurnakan langkah kecil Anda.

Begitupun ketika kemudian Anda belajar naik sepeda. Jatuh tersungkur, lutut berdarah, rasanya sakit sekali. Saya pun mengalaminya. Tapi Paman terus menyemangati, "Tahan sakitnya. Sabar, sebentar lagi kamu akan bisa naik sepeda." Seseorang baru bisa dikatakan bisa naik sepeda dengan baik, kalau dia pernah jatuh saat belajar naik sepeda, seperti Paman.

Paman benar, setelah luka di kaki sembuh, saya mencoba untuk belajar naik sepeda lagi. Hanya diajarkan sebentar, saya pun sudah lancar bersepeda dengan baik.

Mimpi masa kecil

Kata-kata Paman itu masih saya pegang baik-baik sampai saat ini, bahwa seseorang baru bisa dikatakan berhasil dengan baik ketika ia pernah mengalami kegagalan. Meskipun kita mengalami kejatuhan atau kegagalan, mental kita tetap bertahan dan tahan uji untuk mencapai mimpi-mimpi kita.

Saya pernah gagal. Seorang bijak memberikan komentar atas kegagalan saya itu, "Tanamkan selalu dalam pikiran Anda, menang atau belajar, maka Anda tidak akan pernah kalah atau gagal." Jika kegagalan selalu Anda sikapi dengan sikap mental positif, yaitu dipandang sebagai sebuah pelajaran yang sangat berharga, maka Anda tidak akan pernah merasa jatuh yang sangat sakit dalam mewujudkan mimpi Anda.

Menjelang berakhirnya FIFA World Cup 2010 di Afrika Selatan yang lalu, yang dimenangkan kesebelasan Spanyol, semua mata tertuju pada seorang pemain belakang Spanyol bernama Carles Puyol. Gol tunggal Carles Puyol mengantarkan Spanyol melangkah ke final Piala Dunia 2010 setelah pada laga semifinal di Durban Stadium berhasil menghentikan laju Tim Panser Jerman dengan skor tipis 1 - 0.

Carles Puyol membuktikan kepada kita semua, bahwa asalkan orang memiliki mimpi dan kemauan, ibaratnya gunung pun bisa dipindahkan, atau sering disebut dengan Mountain Mover. Carles Puyol yang bernama lengkap Carles Puyol Saforcada, lahir di La Pobla de Segur, Lleida, 13 April 1978 adalah pemain belakang tim nasional Spanyol yang bertinggi badan 178 cm dan bermain di FC Barcelona.

Puyol kecil lahir dari keluarga petani. Ketika kecil Puyol dianggap tidak memiliki bakat, namun ia memiliki keinginan untuk menjadi orang hebat. Ternyata, ketika masih kecil Puyol BERANI BERMIMPI ingin menjadi Superman. Berkat impiannya yang kuat dengan kombinasi bakat, kerendahan hati, serta dedikasi dan etos kerja yang kuat, Carles Puyol berkembang menjadi salah satu pemain belakang pilihan pertama timnas Spanyol dan FC Barcelona.

Puyol membuktikan kepada negaranya, ia adalah "Superman", yang membawa negaranya menjadi juara Dunia 2010. (Johanes Ariffin Wijaya, Life Inspirator, Intisari Agustus 2010)