Intisari-Online.com – Seorang raja memutuskan untuk melakukan perjalanan melalui laut dengan beberapa pelayan setianya. Mereka bergabung dengan kapal di Dubai dan berlayar di laut terbuka.
Namun, setelah kapal menjauh dari tanah, salah satu pelayannya, yang belum pernah melihat laut sebelumnya, karena menghabiskan sebagian besar hidupnya di pegunungan, mulai panik.
Duduk di dalam palka kapal, ia menangis, berteriak dan menolak untuk makan atau tidur. Semua orang mencoba untuk menenangkannya, mengatakan bahwa perjalanan itu tidak berbahaya. Tapi meskipun ia mendengar kata-kata mereka, seperti tidak terpengaruh. Raja tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan perjalanan di laut tenang dan di bawah langit biru itu, menjadi siksaan bagi para penumpang dan awak yang lain.
Dua hari berlalu tanpa ada yang bisa tidur karena teriakan pria itu. Raja hendak meminta nahkoda kapal untuk kembali ke pelabuhan, ketika salah satu menterinya, yang dikenal bijaksana, datang dan berkata, “Yang Mulia, dengan izin Anda, saya akan menenangkannya.”
Tanpa ragu sedikit pun, raja mengatakan bukan hanya mengizinkan, tetapi ia akan memberinya hadiah bila ia berhasil memecahkan masalah.
Orang bijak meminta agar orang itu dibuang ke laut. Segera, mereka merasa mimpi buruk mereka akan berakhir. Beberapa anggota kru meraih orang berjuang di dalam palka, dan melemparkannya ke laut. Orang itu meronta-ronta di laut, tenggelam, dan banyak menelan air laut, kembali ke permukaan, berteriak lebih keras dari sebelumnya, tenggelam lagi, dan berhasil ke permukaan sekali lagi. Saat itu, menteri memerintahkan agar menarik orang itu kembali ke kapal.
Sejak saat itu, tidak ada yang mendengar lagi keluhan dari orang itu, yang menghabiskan sisa perjalanan dalam keheningan. Bahkan ia berkomentar kepada salah satu penumpang kapal bahwa ia tidak pernah melihat sesuatu yang begitu indah seperti langit dan laut yang menyentuh cakrawala. Perjalanan, yang sebelumnya menjadi siksaan bagi semua orang di atas kapal, menjadi menyenangkan dan penuh kedamaian.
Beberapa waktu sebelum mereka sampai kembali ke pelabuhan, Raja bertanya kepada menterinya, “Bagaimana kau bisa tahu, bahwa dengan melemparkan orang malang itu ke laut, akan membuatnya tenang?”
"Karena pernikahan saya," jawab menteri. "Saya selalu takut kehilangan istri saya, dan sangat cemburu sehingga saya tidak pernah berhenti berteriak dan menjerit seperti orang itu. Suatu hari ia meninggalkan saya, dan saya mencicipi pengalaman mengerikan hidup tanpa dia. Ia mau kembali lagi ketika saya berjanji tidak pernah lagi menyiksanya dengan ketakutan saya.
Dengan cara yang sama, manusia yang tidak pernah mencicipi air garam, dan tidak pernah tahu penderitaan seorang pria tenggelam, ketika ia merasakannya, ia mengerti betul bagaimana mengagumkannya bisa merasakan papan kapal di bawah kakinya.” (Kisah spiritual Paulo Coelho)