Intisari-Online.com – Seorang pria mendatangi praktik psikiater dengan gangguan aneh. Setiap kali ia berbaring di tempat tidurnya, ia memiliki perasaan yang kuat bahwa seseorang bersembunyi di bawah ranjangnya.
Ketakutan ini telah merampas waktu tidurnya selama berbulan-bulan. Dokter mendiagnosis gangguan. Ia mengatakan, “Anda memiliki gangguan kecemasan dengan takut tidur dan pencuri. Kombinasi langka hypnophobia dan kleptophobia.”
Dokter itu setuju untuk menyembuhkan ‘fobia’ dengan menggunakan obat dan psikoterapi biasa. Pasien itu diminta untuk berkonsultasi dengan dokter setiap minggu. Ia harus membayar biaya cukup banyak untuk setiap sesi pengobatan. Obat-obatannya pun berbiaya tinggi.
Pengobatan dilanjutkan selama dua bulan. Setelah itu, pasien berhenti mengunjungi psikiaternya. Satu bulan kemudian, psikiater itu bertemu dengan pasien di sebuah pusat perbelanjaan. Ia bertanya tentang penyakit pasiennya dan bertanya mengapa ia menghentikan pengobatan.
Pasien itu menjawab dengan sukacita, “Dokter, salah satu teman saya, seorang tukang kayu, menyembuhkan penyakit saya. Sekarang saya bisa tidur dengan baik, dan semua ketakutan saya telah hilang.”
Psikiater itu terkejut. Ia meminta perincian bagaimana penyembuhannya. Pria itu menjelaskan, “Tukang kayu mempelajari tentang ‘fobia’ saya. Ia datang ke rumah saya dengan alat dan memotong empat kaki dari tempat tidur saya. Sekarang tidak ada yang bisa bersembunyi di bawah tempat tidur saya. Jadi tidak ada masalah sekarang.”
Fobia adalah gangguan kecemasan dengan rasa takut yang intens dan irasional dari suatu objek, binatang, atau situasi. Jutaan orang menderita fobia. Juga ada daftar panjang fobia.
Seperti kisah ini. Seorang instruktur mengarahkan sekelompok mahasiswa selama pelatihan untuk melakukan olahraga petualangan. Ia memerintahkan, “Ada latihan yang sangat berbahaya di depan. Saya ingin yang paling berani dari Anda untuk melakukan operasi. Mereka yang sukarela untuk pelatihan ini dapat bergerak satu langkah ke depan.”
Ada suatu loncatan keras dan debu menutupi lapangan. Salah satu mahasiswa yang takut untuk menjadi sukarelawan masih berdiri. Tapi instruktur mendekatinya dan menjabat tangannya yang menggigil mengucapkan selama karena keberaniannya. Mahasiswa itu bingung dan melihat ke kedua sisinya. Rupanya ia satu-satunya yang berada di barisan depan. Ia menyadari apa yang terjadi. Semua mahasiswa itu rupanya melangkah satu langkah mundur karena ketakutan, sementara ia adalah satu-satunya yang tersisa di depan.
Lain lagi kisah Alexander Agung, yang terkenal karena kegagahan dan keberaniannya. Seorang tentara yang tertangkap karena melakukan tindakan pengecut dibawa kepada Alexander sebelum diadili.
“Siapa namamu?” tanya Alexander.
Tentara itu dengan takut menjawab, “Nama saya Alexander.”
Mendengar itu, Alexander Agung marah. Katanya, “Anda harus mengubah perilaku Anda atau mengubah nama Anda. Tidak ada pengecut yang memakai nama saya!”
Sikap optimis dapat mengenali tanggung jawab di setiap krisis. Sementara sikap pesimis selalu mengkhawatirkan setiap krisis dalam tanggung jawabnya.