Penyembuhan atas Rasa Takut

K. Tatik Wardayati

Editor

Penyembuhan atas Rasa Takut
Penyembuhan atas Rasa Takut

Intisari-Online.com – Seseorang mendekati psikiater dengan gangguan aneh. Setiap kali ia berbaring di tempat tidurnya, ia memiliki perasaan yang kuat bahwa seseorang bersembunyi di bawah ranjang. Ketakutan ini telah merampas waktu tidurnya selama berbulan-bulan.

Dokter mendiagnosisnya menderita gangguan. Katanya, “Anda mengalami gangguan kecemasan dengan takut tidur dan pencuri. Kombinasi langka hypnophobia dan kleptophobia.” Ia setuju untuk menyembuhkan ‘fobia’ dengan menggunakan obat-obatan dan psikoterapi biasa. Pasien itu dimintanya untuk berkonsultasi dengan dokter setiap minggu. Ia dikenakan biaya mahal untuk setiap sesi pengobatan. Obat-obatan yang ditebusnya pun berbiaya tinggi.

Pengobatan dilanjutkan selama dua bulan. Setelah itu, pasien berhenti berkunjung ke psikiater. Beberapa bulan kemudian, dokter itu bertemu dengan pasien di sebuah pasar. Ia bertanya tentang penyakitnya dan mengapa menghentikan pengobatan. Pasien itu menjawab dengan sukacita, “Dokter, salah satu teman saya, seorang tukang kayu, menyembuhkan penyakit saya. Sekarang saya bisa tidur dengan baik dan saya bisa menghilangkan semua ketakutan saya.”

Dokter itu terkejut. Ia bertanya lebih lanjut. Mantan pasiennya itu menjelaskan, “Tukang kayu yang mempelajari tentang ‘fobia’ saya datang ke rumah dengan alat dan memotong empat kaki dari tempat tidur saya. Sekarang tidak ada yang bisa bersembunyi di bawah ranjang saya. Jadi, tidak ada masalah sekarang.”

Fobia adalah gangguan kecemasan dengan rasa takut yang sangat dan irasional dari sebuah objek, binatang, atau situasi. Jutaan orang menderita fobia dengan berbagai macam kondisi.

Seperti ilustrasi lain, ketika seorang instruktur mengarahkan sekelompok mahasiswa selama pelatihan untuk melakukan olahraga petualangan. Ia memerintahkan, “Ada latihan yang sangat berbahaya di depan. Saya ingin siapa yang paling berani dari Anda untuk melakukan operasi tersebut. Mereka yang secara sukarela untuk pelatihan ini bisa bergerak maju satu langkah.” Ada suara loncatan keras dan debu menutupi tempat itu. Salah satu mahasiwa yang ketakutan untuk menjadi sukarelawan masih berdiri. Tapi instruktur mendekatinya dan menjabat tangannya mengucapkan selamat kepadanya karena keberaniannya. Mahasiswa itu bingung, lalu ia berpaling ke sisi kiri dan kanannya, rupanya ia satu-satunya yang berada di barisan depan. Ia menyadari apa yang terjadi. Seluruh mahasiwa dari kelompok itu melangkah satu langkah mundur dalam ketakutan dan ia menjadi satu-satunya yang tersisa di depan!

Ada sebuah kisah tentang Alexander Agung, yang terkenal karena keberanian dan keperkasaannya. Seorang tentara, yang tertangkap karena melakukan tindakan pengecut di bawa kepada Alexander sebelum diadili.

“Siapa namamu?” tanya Alexander.

Tentara yang ketakutan itu menjawab, “Nama saya Alexander.”

Mendengar ini, Alexander Agung marah. Ia berkata dengan marah, “Kau harus mengubah perilakumu atau mengubah namamu. Tidak ada pengecut yang namanya sama denganku!”

Sikap optimis mengakui tanggung jawab dalam setiap krisis. Sementara sikap pesimis selalu mengkhawatirkan tentang krisis dalam setiap tanggung jawabnya.