Intisari-Online.com - Kejahatan bisa terjadi di mana saja, kapan saja, dan menimpa siapa saja. Namun, perempuan kerap menjadi korban kejahatan karena dinilai tak menguasai teknik-teknik membela diri.
Untuk memperkecil risiko menjadi korban kejahatan saat berkendara, Eko Hendrawan, salah satu pendiri dan instruktur Women Self Defense of Kushin Ryu (WSDK), membagi beberapa teknik pertahanan diri.
(Baca juga:Perampokan di Daan Mogot: Bagaimana Cara Polisi Menyelediki Kasus Kejahatan?)
"Sejak memulai aktivitas di luar rumah, sudah harus ada kesadaran untuk membentengi diri dan mengasah kemampuan 3P, yaitu prediksi, preventif dan proteksi," ujar instruktur dari Kushin Ryu Dojo Kopo, Bandung, itu.
1. Prediksi
Mengasah kemampuan untuk membaca situasi merupakan titik awal pencegahan terhadap kejahatan. Hal ini juga disebut sebagai proteksi dini.
Cara mengasahnya adalah dengan mengenali dan memahami modus-modus kejahatan saat berkendara.
Contohnya ketika menggunakan angkutan umum. Hal pertama yang harus dilakukan dalah memerhatikan kondisi lingkungan sekitar. Cukup amankah angkutan umum tersebut?
"Jika mengetahui ada gelagat yang kurang beres, segera bertindak. Menghindar adalah langkah terbaik. Urungkan niat untuk melanjutkan perjalanan menggunakan kendaraan tersebut," tukas ayah dari dua orang anak ini.
Sementara saat mengendarai kendaraan pribadi, hindari berkendara di malam hari seorang diri. Alih-alih melalui jalan alternatif yang cenderung sepi, lebih baik lewati jalan raya yang umumnya lebih ramai.
2. Preventif
Seperti peribahasa “Sedia payung sebelum hujan”, lakukan persiapan agar terhindar dari aksi kejahatan. Ini bisa dimulai dengan membangun kepercayaan diri dan kemampuan beradaptasi.
Anda perlu mempersiapkan langkah-langkah strategis, salah satunya dengan menaruh peralatan yang dapat digunakan sebagai alat pertahanan diri. Tak perlu membawa senjata, karena kartu atm, pulpen, gantungan kunci, hingga spray dapat digunakan, asalkan disimpan di area yang mudah dijangkau.
"Dalam kondisi terdesak, alat ini bisa digunakan sebagai pemberi daya kejut untuk melumpuhkan pelaku kejahatan. Setelah itu, berteriaklah minta tolong atau kabur," tambah Eko.
Di samping itu, jangan mencuri perhatian atau memancing kejahatan saat berada di luar ruangan.
Pasalnya, kejahatan bisa hadir saat niat dan kesempatan bertemu. Sebagai contoh, hindari menaruh tas di belakang tubuh saat Anda sedang dibonceng sepeda motor. Lebih aman bila tas di tengah antara Anda dan pengendara motor.
"Nah, yang parah, banyak pengendara motor yang menyimpan tas di setang. Kalau dijambret, risikonya akan sangat berbahaya. Hal ini harus diperhatikan betul," imbuhnya.
Eko lalu menyarankan, benda sederhana dan mudah ditemui untuk melindungi diri adalah parfum spray atau pepper spray (cairan merica).
"Selain itu apabila Anda menggunakan kendaraan pribadi, bisa menggunakan kaca film antikapak merah atau kalau mau lebih aman lagi, ya, kaca antipeluru," jelas instruktur yang sudah melatih lebih dari seribu perempuan ini.
(Baca juga:Cara Penjara Norwegia Cegah Narapidananya Kembali Lakukan Kejahatan Ini Bisa Dicontoh Indonesia)
3. Proteksi
Perempuan harus membangun kesadaran diri untuk berlatih. Salah satu caranya adalah dengan mengubah mindset bahwa beladiri itu rumit, tidak menyenangkan, dan membuat lelah.
"Yakinkan diri bahwa memahami konsep beladiri tidak harus menjadi seorang petarung. Ingat, memiliki proteksi diri saat ini menjadi kebutuhan primer," tutup penulis buku “WSDK (Women Self Defence Kushin Ryu )”, “Tubuhku Senjataku”, dan “10 Jurus Jitu WSDK” ini.