Tifus, Tidak Perlu Bubur Saring

K. Tatik Wardayati

Editor

Tifus, Tidak Perlu Bubur Saring
Tifus, Tidak Perlu Bubur Saring

Intisari-Online.com – Sungguh beruntung penderita tifus zaman sekarang. Dulu, penderita tifus wajib makan bubur malahan bubur saring. Ketika itu para ahli berpendapat makanan yang sangat lunak ini perlu agar dinding usus penderita yang sedang bermasalah tidak akan semakin terkikis yang berakibat luka atau malahan bolong.

Setelah melalui serangkaian penelitian, para ahli melihat yang lebih penting adalah penderita mendapat kecukupan gizi untuk bisa memenangkan peperangan melawan bakteri Salmonella. Kalau mereka diharuskan makan bubur apalagi bubur saring tidak mengundang selera, padahal saat itu selera makan sedang di titik terendah, tentunya lebih baik kalau mereka diperbolehkan makan apa saja yang bergizi. Dengan demikian, tubuh pun bisa lebih cepat pulih.

Memang, makan apa saja boleh sesuai kesukaan, namun tetap harus memperhatikan kondisi dinding usus halus. Nah, seperti apa makanan bebas yang diperbolehkan?

Serba cincang lebih baik

Makanan yang diasup demi menjaga kondisi dinding usus halus hendaknya serba lunak. Jadi, boleh makan nasi tapi sebaiknya nasi, yang merupakan sumber karbohidrat untuk menghasilkan energi, dibuat lebih lunak daripada biasanya. Bosan dengan nasi, boleh diganti dengan kentang pure, atau makaroni, dan roti.

Agar lebih membangkitkan selera tambahkan lauk pauk kesukaan penderita. Lauk yang bersumber protein tentunya amat dibutuhkan penderita tifus untuk segera memperbaiki jaringan selnya yang rusak. Bahan makanan sumber protein dapat diperoleh dari sumber hewani seperti daigng sapi, ayam, ikan, cumi, kerang, udang, ataupun telur; atau dari sumber nabati seperti kacang merah, kacang kedelai dan olahannya seperti tahu atau tempe.

Nah, protein ini hendaknya disajikan dalam bentuk cukup lunak dan tak berlemak agar mudah dicerna sehingga mengurangi kerja organ pencernaan. Karenanya, lebih baik juga bila daging sapi atau ayam dicincang terlebih dahulu. Ada banyak resep memasak daging sapi atau ayam yang dicincang dengan rasa tetap yummy.

Variasikan protein hewani dengan protein nabati, agar si penderita tidak merasa bosan, dan cepat kembali pulih dari penyakitnya.

Bumbu tidak merangsang

Kalau sudah memperhatikan bahan proteinnya, atur juga cara pengolahannya. Boleh saja lauk pauk ini diberi bumbu agar sedap rasanya tapi pilihlah bumbu yang tidak merangsang seperti pedas atau asam. Selain itu, jangan pula berlemak karena akan membuat penderita lebih mual. Jadi, lauk pauk ini sebaiknya tidak digoreng melainkan direbus, dikukus, atau ditumis dengan sedikit minyak.

Lauknya memang boleh apa saja tetapi upayakan tetap diimbangi dengan sayur dan buah yang merupakan sumber vitamin dan mineral serta serat. Asupan vitamin dan mineral yang cukup akan mempercepat pemulihan sedangkan serat yang terkandung membuat urusan pembuangan lancar.

Hanya saja, untuk penderita tifus, serat yang diasup hendaknya dipilih yang tidak menimbulkan masalah pada saat kontak dengan dinding usus yang masih lemah. Pilihlah sayur dan buah berkadar serat rendah dan tidak menimbulkan gas seperti wortel, tomat, bayam, pocai, labu siam, labu air, labu kuning, jeruk, melon, pepaya, dan pisang. Saat mengasup sayur dan buah ini, kunyahlah dengan baik untuk mengurangi kerja organ pencernaan.

Tidak nafsu makan

Pada penderita tifus dengan tubuh lemah lunglai dan demam tinggi, baisanya nafsu makannya pun akan turun drastis. Padahal, mereka perlu makanan bergizi demi mensuplai pasukan baru yang kuat untuk menaklukkan serangan pasukan bakteri jahat Salmonella.

Dalam keadaan sakit seperti ini, kita tidak dapat mengharapkan penderita tifus makan dengan porsi seperti biasanya. Karenanya, biarkan mereka makan sedikit tapi lebih sering.

Banyak minum dapat membantu menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Cukup air putih atau jus buah, yang memasok vitamin dan mineral untuk mempercepat pemulihan dan menyegarkan mulut yang terasa pahit. Perlu diingat, jangan menggunakan buah yang mengandung banyak gas. Juga minuman bersoda dan berkafein. Sebaiknya jangan! Kalau susu justru boleh. Malah dianjurkan agar penderita tifus minum susu 2 kali per hari, pagi dan malam menjelang tidur karena akan membantu mempercepat penyembuhannya.

Ternyata, melawan tifus kini tak terbatas pada bubur. Ada banyak jalan dan resep untuk memberikan asupan nutrisi yang benar. (Menu Sehat)