Lalu, bagaimana mengelola bisnis waralaba atau pun BO? Cukupkah sekadar duduk, tanpa usaha lebih? Bisa dicontohkan Simply Fresh Laundry yang didaulat sebagai pelopor waralaba laundry kiloan di Indonesia. Bisnis yang dirintis Agung Nugroho Susanto pada 2006 ini terbilang cukup dapat diterima masyarakat.
Agung yang memulai usahanya dari nol pun mewanti-wanti bahwa ada paradigma yang salah di Indonesia, yaitu dengan waralaba kita bisa santai-santai atau ‘ongkang-ongkang kaki’. Padahal, justru dengan waralaba inilah kita dilatih bagaimana menjadi entrepreneur yang berhasil. Tentu saja waktu, tenaga, dan energi benar-benar cukup tersita.
Layaknya siklus hidup manusia, bisnis pun demikian. Ada kalanya meraup keuntungan, ada kalanya minim keuntungan, bahkan tak menutup kemungkinan nombok. Untuk bisnis waralaba ini, tentu dukungan dari penjual sangat berarti bagi pembeli. Baik dukungan manajemen, maupun terkait iklan.
Umumnya, waralaba atau pun BO membantu para pembeli dengan memasang iklan perusahaan. Namun, bila pembeli mau menambahkannya dengan beriklan sendiri, itu juga bagus untuk mendongkrak penjualan. Intinya, kita perlu kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan usaha.
Sebenarnya, banyak cara untuk bisa sukses berbisnis melalui waralaba atau pun BO. Menurut Sukandar, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), tingkat keberhasilan mengembangkan usaha disebabkan beberapa faktor. Faktor itu di antaranya terkait dengan kepakaran/pengalaman (60%), hobi (40%), kerja tim (40%), kebiasaan (35%), onovasi (25%), juga meniru bisnis yang sudah ada (20%). “Kalau kita hobi misalnya, kita akan menyenangi pekerjaan kita, kita jadi lebih semangat. Ada passion-nya.”
Agaknya benar juga ucapan Confucius, “Choose a job you love and you will never have to work a day of your life”. Sudah terbayang usaha apa yang ingin Anda jalankan?
Penulis | : | Nur Resti Agtadwimawanti |
Editor | : | Nur Resti Agtadwimawanti |
KOMENTAR