Sosok Radjiman Wedyodiningrat Ketua BPUPKI yang Merupakan Dokter dan Pemikir Besar

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Ketika menjadi Ketua BPUPKI itulah Dokter Radjiman Wedyodiningrat sempat bertanya kepada Soekarno soal dasar negara. Muncullah Pancasila.
Ketika menjadi Ketua BPUPKI itulah Dokter Radjiman Wedyodiningrat sempat bertanya kepada Soekarno soal dasar negara. Muncullah Pancasila.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com -Di tengah gejolak sejarah Indonesia yang sedang berjuang mencari bentuknya, muncullah sosok yang menjulang tinggi bak mercusuar di tengah samudera yang bergelora.

Beliau adalah Radjiman Wedyodiningrat, seorang dokter yang bertransformasi menjadi negarawan ulung, memimpin Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dengan kebijaksanaan dan pandangan jauh ke depan. Beliau adalah penyemai benih-benih pemikiran yang kelak akan tumbuh menjadi fondasi kokoh bagi negara Indonesia yang merdeka.Sang Dokter yang Berjiwa KemanusiaanLahir di Yogyakarta pada tahun 1879, Radjiman Wedyodiningrat adalah putra dari seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta. Sejak muda, ia telah menunjukkan kecerdasan dan ketekunan yang luar biasa.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di ELS (Europeesche Lagere School), ia melanjutkan studi kedokterannya di STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) di Batavia. Di sana, ia bukan hanya menyerap ilmu kedokteran, tetapi juga mulai mengasah kepekaan sosialnya.Radjiman muda menyaksikan ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Indonesia di bawah penjajahan Belanda. Ia melihat bagaimana penyakit dan kemiskinan merajalela, sementara akses terhadap layanan kesehatan sangat terbatas.

Pengalaman ini menanamkan dalam dirinya semangat untuk mengabdi kepada bangsanya, bukan hanya sebagai dokter yang menyembuhkan penyakit fisik, tetapi juga sebagai pejuang yang memperjuangkan kesejahteraan dan kemerdekaan rakyatnya.Setelah lulus dari STOVIA, Radjiman kembali ke Yogyakarta dan mengabdikan dirinya sebagai dokter di lingkungan Keraton.

Ia dikenal sebagai dokter yang penuh kasih sayang dan dedikasi, selalu siap membantu siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang status sosial. Ia juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan pendidikan, berusaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.Sang Negarawan yang Berwawasan LuasSeiring berjalannya waktu, Radjiman semakin terlibat dalam pergerakan nasional. Ia bergabung dengan Budi Utomo, organisasi pergerakan pertama di Indonesia, dan kemudian menjadi salah satu pendiri Boedi Oetomo cabang Yogyakarta. Ia juga aktif menulis artikel di berbagai surat kabar, menyuarakan aspirasi rakyat dan mengkritik kebijakan pemerintah kolonial yang tidak adil.Pada tahun 1945, ketika Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia, Radjiman ditunjuk sebagai ketua BPUPKI.

Ini adalah tugas yang sangat berat, karena BPUPKI harus merumuskan dasar-dasar negara Indonesia yang akan merdeka. Namun, Radjiman menerima tugas ini dengan penuh tanggung jawab dan semangat patriotisme.Di bawah kepemimpinan Radjiman, BPUPKI berhasil merumuskan Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi, dan bentuk negara Republik Indonesia. Proses perumusan ini tidaklah mudah, karena melibatkan berbagai golongan dan aliran pemikiran yang berbeda.

Namun, Radjiman mampu memimpin sidang-sidang BPUPKI dengan bijaksana dan demokratis, menciptakan suasana yang kondusif untuk berdialog dan bermusyawarah.Salah satu momen paling bersejarah dalam sidang BPUPKI adalah ketika Radjiman mengajukan pertanyaan yang sangat mendasar, "Apa dasar negara Indonesia yang akan kita bangun?" Pertanyaan ini memicu perdebatan yang panjang dan mendalam, tetapi akhirnya menghasilkan kesepakatan tentang Pancasila sebagai dasar negara.

Radjiman sendiri memberikan kontribusi penting dalam perumusan Pancasila, terutama dalam merumuskan sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa".Sang Pemikir yang MenginspirasiRadjiman Wedyodiningrat bukan hanya seorang dokter dan negarawan, tetapi juga seorang pemikir yang mendalam. Ia memiliki wawasan yang luas tentang berbagai bidang, mulai dari filsafat, agama, budaya, hingga ilmu pengetahuan. Ia juga fasih berbahasa Jawa, Belanda, dan Jepang, yang memungkinkannya untuk berkomunikasi dengan berbagai kalangan.Pemikiran Radjiman banyak tertuang dalam pidato-pidatonya di sidang BPUPKI. Ia menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, toleransi antarumat beragama, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia juga mengingatkan bahwa kemerdekaan bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari perjuangan yang lebih besar untuk membangun bangsa yang maju dan sejahtera.Pidato-pidato Radjiman tidak hanya mencerminkan kecerdasan dan kebijaksanaannya, tetapi juga semangat patriotisme dan kemanusiaannya. Ia berbicara dari hati ke hati, menyentuh nurani para pendengarnya. Kata-katanya mampu membangkitkan semangat juang dan optimisme di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.Warisan yang AbadiRadjiman Wedyodiningrat wafat pada tahun 1952, meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Ia adalah sosok yang menginspirasi, yang membuktikan bahwa seorang dokter juga bisa menjadi negarawan yang hebat. Ia adalah contoh nyata dari semangat pengabdian dan perjuangan untuk kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa.Pemikiran-pemikiran Radjiman tetap relevan hingga saat ini. Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi, dan bentuk negara Republik Indonesia adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi Radjiman dan para anggota BPUPKI lainnya. Mereka telah meletakkan fondasi yang kokoh bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang.Kita sebagai generasi penerus bangsa harus menghargai dan melanjutkan perjuangan Radjiman Wedyodiningrat. Kita harus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, menghormati perbedaan, serta berjuang untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita harus terus belajar dan mengembangkan diri, agar bisa memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan bangsa.Sosok Radjiman Wedyodiningrat akan selalu dikenang sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia. Ia adalah dokter yang berjiwa kemanusiaan, negarawan yang berwawasan luas, dan pemikir yang menginspirasi. Ia adalah bintang yang bersinar terang di langit sejarah Indonesia, menerangi jalan bagi generasi-generasi mendatang.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Artikel Terkait