Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang peduli dengan isu-isu ketimpangan sosial yang berkembang belakangan ini.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Umat Katolik di Indonesia akan punya gawe besar. September 2024 nanti, pemimpin gereja Katolik di seluruh dunia, Paus Fransiskus, akan berkunjung ke Indonesia.Bukan rahasia lagi, Paus Fransiskus adalah sosok dengan kepekaan sosial yang sangat tinggi.
Bagaimana sepak terjang pria kelahiran Buenos Aires, Argentina, 17 Desember 1939 itu?
Paus Fransiskus, nama aslinya Jorge Mario Bergoglio, resmi menjadi Paus ke-266 setelah terpilih pada 2013 lalu seiring dengan pensiunnya Paus Benediktus XVI. Ia disebut-sebut sebagai simbolera baru dalam sejarah Gereja Katolik.
Mengutip Kompas.com, Paus Fransiskus adalah Paus pertama dari Benua Amerika, persisnya dari Amerika Latin, dari Argentina.Selain itu, Paus Fransiskus adalah paus pertama dari ordo Jesuit. Dia juga memperkenalkan gagasan reformasi ke dalam gereja yang menjawab tantangan zaman, salah satunya terkait krisis iklim dan persoalan lingkungan hidup.
Salah satu pernyataannya yang mengejutkan dunia adalah ketika diameminta maaf secara terbuka kepada para penyintas pelecehan seksual yang dilakukan oleh pendeta. Paus Fransiskus juga dikenal getol mengkritisi masalah perbedaan kelas sosial antara yang kaya dan miskin.
Di luar itu, secara personal, reputasinya dikenal luas sebagai sosok yang rendah hati dan bergaya hidup sederhana.
Seperti sudah disinggung di awal, Paus Fransiskus memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936. Sebelum ditahbiskan sebagai Paus, dia adalah Uskup Agung Buenos Aires untuk periode 1998 sampai 2012.
Bergoglio merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Dalam dunia pendidikan, dia adalah pemegang gelar master di bidang kimia dari Universitas Buenos Aires. Tapi ahli kimia ternyata bukan pilihan kariernya, dia lebih memilih bergabung ke seminari di Villa Devoto dan masuk ke Serikat Jesus pada 1958.
Paus Fransiskus juga pemegang gelar di bidang filsafat dari Colegio Maximo San Jose di San Miguel, Bergoglio. Dia sempat mengajar studi literatur dan psikologi di Colegio de la Inmaculada di Santa Fe, Buenos Aires.
Sesudah itu, dia belajar filsafat dan teologi di Faculty of San Miguel. Dia kemudian mengajar di seminari ini sampai mendapat gelar profesor. Ia menjadi pelayanan gereja dimulai pada 1973. Pada 1980, dia menjadi rektor seminari San Miguel hingga 1986. Gelar doktoralnya diraih di Jerman.
Pada 2001, Bergogliodipromosikan menjadi kardinal dan sejak itulah dia dikenal sebagai sosok yang rendah hati, konservatif, dan memiliki komitmen kuat terhadap keadilan sosial. Gaya hidupnya juga sederhana.
Dia memilih tinggal di apartemen kecil, bukan menempati kediaman resmi uskup yang biasanya sudah disediakan Gereja Katolik. Bergoglio diketahui juga menolak menggunakan sopir dan fasilitas mobil Limousine.
Dia bahkan dikabarkan memasak sendiri makanannya. Ketika Paus Paulus II mangkat, Bergoglio masuk menjadi kandidat paus baru. Dia sudah menjadi kardinal pemilih dalam konklaf 2005, yang akhirnya memilih Paus Benediktus XVI.
Paus Fransiskus terpilih dalam pemungutan suara hari kedua konklaf, Rabu (13/3/2013) sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Ia memilih nama Fransiskus sesaat terpilih sebagai Paus.
John Allen, pakar terkait Vatikan, mengatakan,nama Fransiskus ini merujuk kepada salah satu tokoh yang paling dihormati di Gereja Katolik, Santo Fransiskus dari Asisi. Menurut Allen, pilihan nama ini di luar perkiraan.
Dalam Gereja Katolik, tambah dia, ada beberapa sosok yang menjadi acuan utama, salah satunya St Fransiskus. Nama Fransiskus, lanjut Allen, juga menjadi simbol untuk kemiskinan, kerendahhatian, kesederhanaan, dan pembangunan kembali Gereja Katolik.
"Paus Fransiskus mengirimkan sinyal bahwa ini (penunjukkannya sebagai paus) tidak akan 'menjadi sesuatu yang biasa saja'," kata Allen.
Paus Fransiskus dan pemanasan global
Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang peka dengan isu-isu sosial, termasuk pemanasan global. Kepedulian itu bahkan dia tunjukkan dengan aksi nyata.
Mengutip Kompas.com, Paus Fransiskus menuding keserakahan manusia sebagai penyebab pemanasan global dalam surat edarannya tentang perubahan iklim yang sudah ditunggu-tunggu. Dalam suratnya--yang sudah dibocorkan sebuah majalah Italia, L'Espresso, sebelum pengumuman resmi, Kamis 18 Juni-- Paus mendesak orang-orang kaya mengubah gaya hidup mereka untuk mencegah pengrusakan ekosistem.
Para pegiat lingkungan berharap pesan ini akan memacu negara-negara menjelang konferensi lingkungan PBB yang akan digelar di Paris pada Desember tahun ini. Diberi judul "Laudato Si" (Semoga Diberkati), Dalam Menjaga Rumah Kita Bersama', tujuannya adalah sebagai inspirasi bagi semua orang--bukan untuk umat Katolik saja--untuk melindungi Bumi.
Dengan tebal mencapai 192 halaman, surat edaran ini sebagian besar menuding kegiatan manusia sebagai penyebab pemanasan global. "Kekerasan yang ada di dalam hati kita, yang dilukai oleh dosa, juga tercermin dalam gejala bukti-bukti kesakitan dalam tanah, air, udara, dan dalam semua bentuk kehidupan," tulis Paus.
Sekjen PBB, Ban Ki-moon menyambut baik dengan mengatakan perubahan iklim merupakan isu moral yang membutuhkan dialog di semua kalangan masyarakat. Bagaimanapun sebagian isinya dikritik oleh sejumlah politikus Amerika Serikat yang beraliran konservatif, antara lain oleh dua bakal calon presiden dari Partai Republik.
Jeb Bush, trah Bush, mengatakan dia tidak mendasarkan kebijakan ekonominya dari pemikiran uskup, kardinal atau paus. Sementara Rick Santorum mempertanyakan kredibilitas Paus dalam ilmu iklim. Tapi terlepas dari itu, Paus Fransiskus adalah sosok yang peduli dengan isu-isu sosial kiwari.