Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Nusakambangan, sebuah pulau yang terletak di selatan Jawa Tengah, menyimpan sejarah panjang dan kelam sebagai pulau penjara. Pulau ini telah menjadi saksi bisu bagi ribuan narapidana dari berbagai era, mulai dari masa penjajahan Belanda hingga saat ini.
Sejarah Nusakambangan sebagai pulau penjara berawal pada tahun 1861. Ketika itu, Belanda membangun Benteng Karangbolong untuk memperkuat pertahanan mereka di pesisir selatan Jawa.
Para narapidana, yang pada masa itu dikenal sebagai "perantaian", dipekerjakan untuk membangun benteng tersebut.
Penggunaan tenaga narapidana di Nusakambangan terus berlanjut hingga awal abad ke-20. Pada tahun 1905, Belanda mendirikan penjara pertama di pulau ini, yaitu Penjara Permisan.
Sejak saat itu, Nusakambangan mulai difokuskan sebagai tempat pemenjaraan bagi para narapidana berbahaya dan politik.
Beberapa faktor menjadikan Nusakambangan lokasi yang ideal sebagai pulau penjara. Pertama, lokasinya yang terpencil dan dikelilingi laut membuat pelarian para narapidana menjadi sangat sulit.
Kedua, pulau ini memiliki iklim yang panas dan lembab, yang dianggap dapat memberikan efek jera bagi para narapidana.
Ketiga, Nusakambangan memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti batu dan kayu, yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan kerja paksa para narapidana.
Seiring berjalannya waktu, Nusakambangan terus dikembangkan sebagai kompleks penjara dengan tingkat keamanan yang tinggi.
Pada masa penjajahan Belanda, beberapa penjara terkenal didirikan di pulau ini, seperti Penjara Besi, Penjara Nirbaya, dan Penjara Batu. Penjara-penjara ini didesain untuk menampung berbagai jenis narapidana, dari kriminal biasa hingga tahanan politik.
Baca Juga: Pelarian Johny Indo Keluar Dari Nusakambangan
Pada masa kemerdekaan Indonesia, Nusakambangan tetap difungsikan sebagai pulau penjara. Bahkan, statusnya semakin diperkuat dengan Keputusan Presiden RI No. 38 Tahun 1974 yang menyatakan Nusakambangan sebagai pulau tertutup.
Hingga saat ini, Nusakambangan masih menjadi kompleks penjara dengan tingkat keamanan tertinggi di Indonesia. Pulau ini menampung berbagai jenis narapidana, termasuk narapidana kasus terorisme, narkoba, dan korupsi.
Nusakambangan juga terkenal sebagai tempat pelaksanaan hukuman mati bagi para narapidana kasus kejahatan berat.
Seiring perjalanan sejarahnya, Nusakambangan tidak hanya menjadi tempat pemenjaraan, tetapi juga menjadi tempat pembinaan dan rehabilitasi bagi para narapidana. Berbagai program pembinaan dan pelatihan diselenggarakan di pulau ini untuk membantu para narapidana kembali menjadi anggota masyarakat yang produktif.
Namun, Nusakambangan juga menyimpan berbagai kontroversi. Kondisi kehidupan di pulau ini yang keras dan terpencil sering kali menjadi sorotan media dan organisasi HAM.
Selain itu, terdapat pula kekhawatiran tentang potensi pelanggaran hak asasi manusia di dalam penjara-penjara Nusakambangan.
Meskipun demikian, Nusakambangan tetap menjadi bagian penting dari sistem peradilan pidana di Indonesia. Pulau ini menjadi simbol keadilan dan penegakan hukum bagi negara.
Di sisi lain, Nusakambangan juga menjadi pengingat tentang pentingnya pembinaan dan rehabilitasi bagi para narapidana, agar mereka dapat kembali ke masyarakat dan menjalani hidup yang lebih baik.
Sejarah panjang Nusakambangan sebagai pulau penjara mencerminkan kompleksitas sistem peradilan pidana di Indonesia. Pulau ini telah menjadi saksi bisu bagi berbagai peristiwa penting dalam sejarah bangsa, dan masih terus memainkan peran penting dalam sistem peradilan pidana hingga saat ini.
Baca Juga: Beginilah Jejak Perjalanan Karier Ahok Sebelum Akhirnya Mundur Sebagai Komisaris Utama Pertamina
Nusakambangan adalah sebuah tempat yang penuh dengan kontradiksi. Di satu sisi, pulau ini menjadi simbol keadilan dan penegakan hukum.
Di sisi lain, pulau ini juga menjadi tempat yang penuh dengan penderitaan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Kisah Nusakambangan adalah kisah tentang manusia dan kemanusiaan. Kisah tentang keadilan dan hukuman, tentang penebusan dosa dan harapan. Kisah yang terus berlanjut hingga saat ini, dan akan terus diceritakan di masa depan.
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---