Intisari-online.com - Pulau Nusakambangan terkenal sebagai penjara yang menampung penjahat kelas kakap di Indonesia.
Bahkan pulau ini juga terkenal digunakan untuk eksekusi mati.
Rupanya Pulau Nusakambangan yang kini digunakan sebagai penjara memiliki sejarah panjang.
Bahkan termasuk sebagai salah satu tempat bersejarah di Indonesia
Lantas bagaimana kisah Pulau Nusakambangan yang kini terkenal sebagai penjara kelas kakap itu ?
Menurut Kompas.com, Pulau Nusakambangan menjadi penjara berawal dari sejarah tahun 1861 silam.
Sebelum membahas mengenai pulau ini alangkah baiknya kita mengetahui profile pulau ini terlebih dahulu.
Pulau Nusakambangan terletak di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dikelilingi oleh Samudera Hindia.
Sementara itu, penjara di pulau ini sudah ada sejak tahun 1905.
Ada 12 rumah penjara yang terpisah antara satu rumah dengan rumah lainnya.
Pada saat itu tawanan yang dijebloskan ke penjara ini adalah kolonel hingga prajurit penembak kelas III.
Baca Juga: Akhir Misi 'Bunuh Diri' Bharada E: Pengungkap Kebenaran Divonis 1,5 Tahun Penjara
Namun jauh sebelum itu, penggunaan Nusakambangan sebagai lapas berawal dari tahun 1861.
Pada saat itu ada penggunaan tenaga napi untuk membangun benteng pertahanan.
Mereka membangun Benteng Karangbolong yang lokasinya di sebelah tenggara Pulau Nusakambangan.
Hal itulah yang menjadi awal mula para napi dibawa ke Pulau Nusakambangan.
Penjara pertama yang dibangun di Nusakambangan adalah bui Permisan yang dibangun 1908.
Pemilihan lokasi tersebut karena jika ada tahanan yang kabur mereka akan disapu ombak dan dimakan binatang buas.
Sejak itulah penggunaan Pulau Nusakambangan juga mulai berkembang.
Sejumlah lapas pun kemudian mulai dibangun.
Seperti misalnya lapas Karanganyar dan Nirbaya yang dibangun tahun 1912.
Kemudian dilanjutkan pembangunan lapas Karangtengah dan Gliger tahun 1928 dan lapas Besi tahun 1929.
Lalu, tahun 1935 dibangunlah lapas Limus, Bunti, dan Cilacap.
Hingga terakhir lapas Kembang Kuning, yang dibangun tahun 1950 dengan kapasitas 1.000 orang.
Pada masa penjajahan napi yang ditahan di Nusakambangan akan dipaksa untuk bekerja di perkebunan karet.
Meski demikian, Pulau Nusakambangan sebelum menjadi lapas sebenarnya telah memiliki pemukiman penduduk.
Tahun 1861 pemerintah Hindia Belanda memindahkan sebagian besar penduduk asli Nusakambangan.
Mereka juga diminta untuk membantu perbaikan benteng dan membangun prasarana militer.
Saat resmi menjadi penampungan napi 1908, seluruh penduduk Nusakambangan dipindahkan.
Setelah berkembang menjadi pulau penjara, Nusakambangan juga digunakan untuk eksekusi pada masa itu.
Pulau itu kemudian menjadi pulau yang terisolasi dengan penjagaan yang ketat, bahkan masih digunakan hingga saat ini.