Tak hanya itu, kebijakan Al-Ma'mun yang cenderung pro-Khorasan dan dukungan Al-Ma'mun atas suksesi Alawiyin dalam pribadi Ali ar-Ridha semakin mengasingkan dan memarjinalisasi kaum-kaum elite Baghdad tradisional.
Karena itulah paman Al-Ma'mun, Ibrahim, diproklamasikan sebagai khalifah baru di Baghdad pada tahun 817.
Kondisi itu mau tak mau membaut Al-Ma'mun harus turun tangan.
Ketua menteri kepercayaan Al-Ma'mun, Al-Fadl bin Sahal dibunuh atas perintahnya untuk mengurangi pengaruh kekuasaan dari diri Al-Fadl.
Dan karena gejolak itulah Al-Ma'mun akhirnya memutuskan meninggalkan Khorasan dan mengontrol kekuasaan dari Baghdad pada 819.
Tahun-tahun berikutnya, Al Ma'mun mulai melakukan konsolidasi kekuasaan dan penggabungan kembali provinsi-provinsi barat untuk melawan pemberontak lokal.
Proses itu ternyata memakan waktu yang sangat lama, hingga tercapainya perdamaian di Mesir pada 827.
Begitulah, dua anak Harun Ar-Rasyid yang saling memperebutkan takhta Dinasti Abbasiyah adalah Al-Amin dan Al-Ma'mun. Semoga bermanfaat.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR