Kerajaan Samudra Pasai Menjadi Pusat Perdagangan karena Apa?

Ade S

Penulis

Kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan karena apa? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini!
Kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan karena apa? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini!

Intisari-Online.com - Di pesisir utara Sumatra, berdirilah kerajaan maritim yang gemilang: Samudra Pasai.

Menjadi kerajaan Islam pertama di Nusantara, Samudra Pasai tak hanya berperan dalam penyebaran agama, tetapi juga menjadi pusat perdagangan internasional.

Namun, tahukah Anda kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan karena apa?

Jawabannya tidak sesederhana yang dibayangkan.

Untuk itu, mari kita selami lebih dalam kisah kerajaan maritim ini.

Temukan bagaimana letaknya yang strategis di Selat Malaka, kepemimpinan yang visioner, dan komoditas perdagangan yang diminati dunia bersatu padu untuk menjadikan Samudra Pasai sebagai legenda di antara kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Sejarah Singkat

Di pesisir utara Aceh, tepatnya di dekat kota Lhokseumawe, berdirilah Kerajaan Samudera Pasai, kerajaan Islam pertama di Nusantara.

Melansir Tribunnews.com, didirikan pada tahun 1267 M oleh Meurah Silu yang kemudian bergelar Malik Al Saleh setelah memeluk Islam.

Keberadaan Samudera Pasai di jalur perdagangan rempah-rempah menjadikannya pusat perdagangan di Nusantara.

Baca Juga: 5 Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai, Salah Satunya Hikayat Raja-raja

Puncak kejayaan kerajaan ini terjadi pada masa Sultan Mahmud Malik Az Zahir (1326-1345).

Di bawah kepemimpinannya, Samudera Pasai menjelma menjadi pusat perdagangan internasional, mengekspor rempah-rempah dalam jumlah besar, dan bahkan mengeluarkan mata uang emas dirham.

Menjadi Pusat Perdagangan

Keberhasilan Samudera Pasai sebagai pusat perdagangan tak lepas dari letak geografisnya yang strategis di Selat Malaka, jalur pelayaran dan perdagangan internasional sejak awal Masehi.

Sejak abad ke-7, pedagang Muslim dari berbagai penjuru dunia telah meramaikan jalur ini, menjalin jaringan perdagangan hingga ke China.

Selain itu, runtuhnya Kerajaan Sriwijaya membuka peluang bagi Samudera Pasai untuk berkembang menjadi bandar transit dan pusat perdagangan baru.

Para pedagang dari berbagai negara, seperti Turki, Arab, Persia, Gujarat, Bengali, Melayu, Jawa, Siam, dan Kedah, menjadikan Samudera Pasai sebagai tempat bertukar barang dan menjalin hubungan dagang.

Pengaruh Samudera Pasai bahkan meluas hingga ke pelabuhan-pelabuhan penting di ujung Sumatera, seperti Pidie dan Perlak.

Lada, sutra, kapur barus, dan berbagai komoditas lainnya menjadi andalan perdagangan kerajaan ini, menghasilkan keuntungan besar melalui ekspor ke berbagai penjuru dunia.

Kejayaan Samudra Pasai meninggalkan warisan sejarah yang tak ternilai.

Peninggalan-peninggalannya menjadi saksi bisu masa keemasan kerajaan maritim ini.

Kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan karena apa?

Jawabannya adalah kombinasi strategi politik yang cerdas, letak geografis yang strategis, dan komoditas perdagangan yang diminati dunia.

Baca Juga: 5 Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai, Termasuk Cakra Donya yang Unik

Artikel Terkait