Intisari-Online.com -Apakah Anda tahu bahwa Sumatera adalah tempat lahirnya kerajaan Islam pertama di nusantara?
Kerajaan ini bernama Kerajaan Samudera Pasai dan berdiri pada abad ke-13 M.
Artikel ini akan deskripsikan tentang berdirinya Kerajaan Islam pertama di Sumatera, yang memiliki sejarah yang sangat menarik dan penting.
Anda akan mengetahui bagaimana kerajaan ini bermula dari kerajaan-kerajaan pra-Islam yang ada di Aceh, bagaimana kerajaan ini menjadi bandar dagang yang besar dan ramai, dan bagaimana kerajaan ini menjadi pusat penyebaran agama Islam di nusantara.
Anda juga akan mengenal tokoh-tokoh yang berperan dalam sejarah kerajaan ini, seperti Sultan Malik Al-Saleh, Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Marcopolo, Ibnu Battutah, dan lain-lain.
Berdirinya Kerajaan Islam Pertama di Sumatera: Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama yang muncul di nusantara pada abad ke-13 M.
Kerajaan ini berawal dari kerajaan-kerajaan pra-Islam yang ada di Aceh, seperti Kerajaan Pasai dan Kerajaan Perlak.
Menurut sejarawan Eropa, Kerajaan Pasai didirikan oleh Nazimuddin Al-Kamil, seorang laksamana dari Dinasti Fatimiyah di Mesir, yang berhasil menundukkan kerajaan Hindu-Buddha di Aceh.
Sedangkan Kerajaan Perlak didirikan oleh Sultan Aladdin Muhammad Amin, yang merupakan keturunan dari Raja Ganggang Sari.
Baca Juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
Kedua kerajaan ini kemudian bersatu menjadi Kerajaan Samudera Pasai setelah Sultan Malik Al-Saleh, raja pertama Kerajaan Samudera, menikahi putri Ganggang Sari.
Sultan Malik Al-Saleh sebelumnya adalah Marah Silu, seorang anggota angkatan perang Kerajaan Pasai, yang masuk Islam atas bujukan dua pendakwah dari Dinasti Mamaluk di Mesir, yaitu Syaikh Ismail dan Fakir Muhammad.
Mereka datang ke Pasai untuk merebut kembali kerajaan yang sebelumnya dikuasai oleh Dinasti Fatimiyah.
Marah Silu kemudian mendirikan Kerajaan Samudera di sebelah kiri Sungai Pasai, menghadap ke Selat Malaka.
Nama Samudera Pasai sebenarnya adalah "Samudera Aca Pasai" yang artinya Kerajaan Samudera yang baik dengan ibu kota di Pasai.
Kerajaan ini menjadi bandar dagang yang besar dan ramai, seperti yang dicatat oleh Marcopolo, seorang saudagar dari Venesia, Italia, yang singgah di sini pada 1292 M.
Ibnu Battutah, seorang penjelajah dari Maroko, juga menyebutkan tentang keberadaan kerajaan Islam ini dalam catatannya.
Ia berkunjung ke Samudera Pasai pada 1345 M dan menyaksikan pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az Zahir, raja ketiga Kerajaan Samudera Pasai.
Sultan Mahmud Malik Az Zahir adalah putra dari Sultan Malik Al-Saleh dan merupakan raja yang paling terkenal dalam sejarah kerajaan ini.
Ia menjadikan kerajaannya sebagai pusat perdagangan internasional yang terkenal di seluruh dunia dan juga sebagai pusat penyebaran agama Islam di nusantara.
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama yang muncul di nusantara pada abad ke-13 M.
Baca Juga: Dari Aceh ke Mekah, Ini Jejak Peradaban Kerajaan Samudera Pasai dalam Sejarah Islam
Kerajaan ini berawal dari kerajaan-kerajaan pra-Islam yang ada di Aceh, seperti Kerajaan Pasai dan Kerajaan Perlak.
Menurut sejarawan Eropa, Kerajaan Pasai didirikan oleh Nazimuddin Al-Kamil, seorang laksamana dari Dinasti Fatimiyah di Mesir, yang berhasil menundukkan kerajaan Hindu-Buddha di Aceh.
Sedangkan Kerajaan Perlak didirikan oleh Sultan Aladdin Muhammad Amin, yang merupakan keturunan dari Raja Ganggang Sari.
Kedua kerajaan ini kemudian bersatu menjadi Kerajaan Samudera Pasai setelah Sultan Malik Al-Saleh, raja pertama Kerajaan Samudera, menikahi putri Ganggang Sari.
Sultan Malik Al-Saleh sebelumnya adalah Marah Silu, seorang anggota angkatan perang Kerajaan Pasai, yang masuk Islam atas bujukan dua pendakwah dari Dinasti Mamaluk di Mesir, yaitu Syaikh Ismail dan Fakir Muhammad.
Mereka datang ke Pasai untuk merebut kembali kerajaan yang sebelumnya dikuasai oleh Dinasti Fatimiyah.
Marah Silu kemudian mendirikan Kerajaan Samudera di sebelah kiri Sungai Pasai, menghadap ke Selat Malaka.
Nama Samudera Pasai sebenarnya adalah "Samudera Aca Pasai" yang artinya Kerajaan Samudera yang baik dengan ibu kota di Pasai.
Kerajaan ini menjadi bandar dagang yang besar dan ramai, seperti yang dicatat oleh Marcopolo, seorang saudagar dari Venesia, Italia, yang singgah di sini pada 1292 M.
Ibnu Battutah, seorang penjelajah dari Maroko, juga menyebutkan tentang keberadaan kerajaan Islam ini dalam catatannya.
Ia berkunjung ke Samudera Pasai pada 1345 M dan menyaksikan pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az Zahir, raja ketiga Kerajaan Samudera Pasai.
Sultan Mahmud Malik Az Zahir adalah putra dari Sultan Malik Al-Saleh dan merupakan raja yang paling terkenal dalam sejarah kerajaan ini.
Ia menjadikan kerajaannya sebagai pusat perdagangan internasional yang terkenal di seluruh dunia dan juga sebagai pusat penyebaran agama Islam di nusantara.
Demikianlah artikel yang deskripsikan tentang berdirinya Kerajaan Islam pertama di Sumatera. Semoga artikel ini dapat memberikan Anda wawasan dan pengetahuan baru tentang sejarah nusantara.
Baca Juga: Kerajaan Islam Nusantara Yang Bernama Samudra Pasai Berpusat Di Wilayah?