5 Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai, Termasuk Cakra Donya yang Unik

Ade S

Editor

Cakra Donya dan Dirham, beberapa dari 5 peninggalan Kerajaan Samudra Pasai
Cakra Donya dan Dirham, beberapa dari 5 peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

Intisari-Online.com -Kerajaan Samudra Pasai runtuh pada abad ke-16 akibat serangan Portugis dan Kesultanan Aceh.

Meskipun demikian, kerajaan ini meninggalkan beberapa peninggalan yang menjadi bukti sejarah yang penting bagi Indonesia.

Artikel ini akan membahas5 peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang terpenting.

Sejarah Singkat Kerajaan Samudra Pasai

Didirikan oleh Meurah Silu, kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama dan tertua di Indonesia.

Setelah ia memeluk Islam, ia bergelar Sultan Malik as-Saleh dan menikahi putri dari Kerajaan Perlak, Ganggang Sari, yang juga beragama Islam. Dengan demikian, dua kerajaan Islam di Sumatra berhasil disatukan olehnya.

Sultan Malik as-Saleh mengatur kerajaannya berdasarkan syariat Islam yang kuat dan menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya, seperti Mamluk di Mesir dan Yuan di Cina.

Pada tahun 1297, Sultan Malik as-Saleh meninggal dan digantikan oleh putranya, Sultan Muhammad Malik al-Mansur.

Kebijakan ayahnya dilanjutkan olehnya dan wilayah kekuasaannya diperluas hingga ke Pahang dan Kedah di Semenanjung Malaya. Untuk mempererat hubungan dagang dan diplomatik, ia juga mengirim utusan ke Cina.

Putranya, Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, menggantikannya pada tahun 1326. Ia adalah sultan yang paling terkenal dan berhasil membawa kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya.

Baca Juga: 5 Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai, Termasuk Hikayat Raja-raja

Samudra Pasai dijadikannya sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara.

Koin emas digunakan sebagai mata uangnya dan banyak saudagar dari Arab, India, Iran, dan Cina yang berdagang di pelabuhannya.

Kunjungan dari para musafir dan penjelajah, seperti Ibnu Batutah dari Maroko dan Marco Polo dari Italia, juga disambutnya dengan baik. Mereka memberikan kesaksian tentang kemegahan dan kemakmuran kerajaannya.

Sultan Ahmad Malik al-Zahir, putranya, menggantikannya pada tahun 1345. Ia menghadapi tantangan dari Kerajaan Majapahit yang menyerang wilayahnya pada tahun 1350.

Kerajaannya berhasil dipertahankannya dengan bantuan dari Kesultanan Melayu di Jambi. Namun, kemunduran kerajaannya tidak dapat dicegah akibat persaingan dagang dengan kerajaan-kerajaan lain.

Raja-raja Kerajaan Samudra Pasai

Berikut adalah daftar raja-raja Kerajaan Samudra Pasai beserta tahun pemerintahannya:

- Sultan Malik as-Saleh (1267-1297)- Sultan Muhammad Malik al-Mansur (1297-1326)- Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326-1345)- Sultan Ahmad Malik al-Zahir (1345-1383)- Sultan Zainal Abidin Malik al-Zahir (1383-1521)- Sultan Ali Mughayat Syah (1521-1524)

5 Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

Meskipun kerajaan ini sudah runtuh, namun masih ada beberapa peninggalan yang menjadi bukti sejarah yang penting bagi Indonesia.

Berikut adalah lima peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang termasuk Cakra Donya yang unik:

Baca Juga: 5 Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang Harus Anda Tahu, Apa Saja?

1. Dirham (mata uang emas)

Kerajaan Samudra Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham sebagai alat pembayaran di kerajaannya.

Mata uang ini menunjukkan kekuatan ekonomi dan kemajuan peradaban kerajaannya.

Pada satu sisi dirham tertulis nama Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, sultan ketiga yang membawa kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya.

Sedangkan di sisi lainnya tercetak nama Al-Sultan Al-Adil. Diameter dirham sekitar 10 mm dengan berat 0,60 gram dengan kadar emas 18 karat.

2. Cakra Donya (lonceng berbentuk stupa)

Cakra Donya adalah sebuah lonceng yang berbentuk stupa buatan negeri Cina pada tahun 1409 M.

Lonceng ini merupakan hadiah dari Kaisar Yongle dari Dinasti Ming kepada Sultan Ahmad Malik al-Zahir.

Lonceng ini memiliki tinggi 125 cm dan lebar 75 cm. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat beberapa hiasan serta simbol-simbol kombinasi aksara Cina dan Arab.

Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo, yang berarti "Lonceng ini dibuat oleh Kaisar Yongle untuk diberikan kepada raja negeri barat". Sedangkan aksara Arab sudah tidak terbaca lagi.

3. Naskah surat Sultan Zainal Abidin Malik al-Zahir

Naskah surat ini merupakan peninggalan berupa dokumen tertulis yang ditujukan kepada Raja Portugis pada tahun 1521 M.

Surat ini berisi permintaan bantuan dari Sultan Zainal Abidin Malik al-Zahir untuk melawan Kesultanan Aceh yang menyerang wilayahnya.

Surat ini ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf Arab dan memiliki panjang sekitar 30 cm dan lebar sekitar 15 cm.

4. Stempel kerajaan Samudra Pasai

Stempel kerajaan ini merupakan peninggalan berupa benda logam yang digunakan untuk menandai dokumen-dokumen resmi kerajaan.

Stempel ini berbentuk segi delapan dengan tulisan Arab di dalamnya. Tulisan tersebut berbunyi "Al-Sultan Al-Mu'ayyad Billah Al-Malik Al-Zahir", yang merupakan gelar lengkap dari Sultan Mahmud Malik Az-Zahir.

5. Batu nisan dengan ukiran kaligrafi Arab

Batu nisan ini merupakan peninggalan berupa benda batu yang digunakan untuk menandai makam-makam raja-raja dan tokoh-tokoh penting kerajaan Samudra Pasai.

Batu nisan ini memiliki ukiran kaligrafi Arab yang indah dan bermakna, seperti ayat-ayat Al-Quran, doa-doa, nama-nama Allah, dan nama-nama raja-raja. Batu nisan ini juga menunjukkan tanggal kematian dan gelar-gelar kehormatan dari raja-raja tersebut.

Demikianlah artikel tentang 5 peninggalan kerajaan Samudra Pasai, termasuk Cakra Donya yang unik.

Baca Juga: 5 Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai, Sudah Punya Uang Emas!

Artikel Terkait