- C.C Berg berpendapat bahwa golongan ksatria berkontribusi dalam menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia melalui perkawinan.
- Mookerji menyatakan bahwa golongan ksatria dari India datang dan mendirikan koloni-koloni yang kemudian berkembang menjadi kerajaan-kerajaan.
- J.L Moens berargumen bahwa keluarga kerajaan dari India Selatan yang melarikan diri ke Indonesia turut mendirikan kerajaan.
Namun, meskipun ada berbagai pendapat tersebut, teori yang dikemukakan oleh golongan ksatria ini dipertanyakan oleh para ahli seperti Nicolaas Johannes Krom (NJ Krom) dan Frederik David Kan Bosch (FDK Bosch).
Mereka berdua menyoroti ketiadaan prasasti yang secara eksplisit menyebutkan kedatangan kaum Ksatria ke Indonesia dengan membawa ajaran Hindu-Buddha.
Selain itu, tidak terdapat bukti konkret mengenai eksistensi Kerajaan Hindu-Buddha yang didirikan dan dipimpin oleh bangsawan India.
2) Tidak bisa berbahasa Sansekerta dan Aksara Pallawa
Penyebab lain yang menambah keraguan terhadap Teori Ksatria adalah fakta bahwa kasta Ksatria tidak dikenal karena kemampuan mereka berbahasa Sansekerta, yang notabene adalah bahasa dasar dari kitab suci agama Hindu.
3) Tidak ada bukti tertulis
Poin terakhir yang mengurangi kredibilitas Teori Ksatria adalah absennya bukti tertulis dalam catatan sejarah yang mendukung ide bahwa kaum Ksatria pernah berimigrasi ke Indonesia dan membawa serta ajaran Hindu-Buddha.
Ini menunjukkan bahwa, sampai bukti baru ditemukan, teori ini tetap menjadi subjek perdebatan di kalangan para ahli sejarah dan arkeologi.
Dengan mempertimbangkan bukti yang ada, kita dapat melihat alasan mengapa teori kesatria banyak diragukan oleh para ahli.
Mungkin suatu hari, penemuan baru akan membuka lembaran sejarah yang hilang dan memberikan kejelasan pada misteri ini.
Baca Juga: Diragukan Banyak Ahli, Inilah Isi Teori Ksatria Dalam Sejarah Masuknya Pengaruh Hindu Di Indonesia
KOMENTAR