Alasan Mengapa Teori Kesatria Banyak Diragukan oleh Para Ahli adalah 3 Hal Ini

Ade S

Editor

Candi Kidal di Malang yang merupakan peninggalan Kerajaan Singasari, salaj satu kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Temukan alasan mengapa teori kesatria banyak diragukan oleh para ahli dalam penyebaran Hindu-Buddha di Indonesia.
Candi Kidal di Malang yang merupakan peninggalan Kerajaan Singasari, salaj satu kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Temukan alasan mengapa teori kesatria banyak diragukan oleh para ahli dalam penyebaran Hindu-Buddha di Indonesia.

Intisari-Online.com -Dalam labirin sejarah, teori-teori bermunculan bagai bintang di langit malam, masing-masing berusaha menerangi masa lalu yang gelap.

Di antara sekian banyak teori, ada yang menonjol namun juga menimbulkan kontroversi.

Alasan mengapa teori kesatria banyak diragukan oleh para ahli terletak pada tiga pilar utama yang goyah.

Bukti-bukti yang tidak konsisten, narasi sejarah yang terputus-putus, dan prasasti-prasasti yang bisu, semuanya berkonspirasi untuk menimbulkan keraguan.

Namun, apakah keraguan ini berarti teori tersebut sepenuhnya salah? Atau adakah kebenaran yang tersembunyi, menunggu untuk diungkap?

Mari kita selami lebih dalam, mencari jawaban yang terpendam di balik tumpukan waktu.

Sebuah perjalanan untuk memahami, mengapa sebuah teori yang begitu populer, bisa begitu dipertanyakan.

Berikut ini tiga alasanmengapa teori kesatria banyak diragukan oleh para ahli:

1) Tidak ada bukti prasasti

Sejarawan telah mengemukakan tiga pandangan utama mengenai penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha oleh golongan ksatria:

Baca Juga: 2 Bukti Sejarah Teori Ksatria, Termasuk Keruntuhan Kerajaan Ini

- C.C Berg berpendapat bahwa golongan ksatria berkontribusi dalam menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia melalui perkawinan.

- Mookerji menyatakan bahwa golongan ksatria dari India datang dan mendirikan koloni-koloni yang kemudian berkembang menjadi kerajaan-kerajaan.

- J.L Moens berargumen bahwa keluarga kerajaan dari India Selatan yang melarikan diri ke Indonesia turut mendirikan kerajaan.

Namun, meskipun ada berbagai pendapat tersebut, teori yang dikemukakan oleh golongan ksatria ini dipertanyakan oleh para ahli seperti Nicolaas Johannes Krom (NJ Krom) dan Frederik David Kan Bosch (FDK Bosch).

Mereka berdua menyoroti ketiadaan prasasti yang secara eksplisit menyebutkan kedatangan kaum Ksatria ke Indonesia dengan membawa ajaran Hindu-Buddha.

Selain itu, tidak terdapat bukti konkret mengenai eksistensi Kerajaan Hindu-Buddha yang didirikan dan dipimpin oleh bangsawan India.

2) Tidak bisa berbahasa Sansekerta dan Aksara Pallawa

Penyebab lain yang menambah keraguan terhadap Teori Ksatria adalah fakta bahwa kasta Ksatria tidak dikenal karena kemampuan mereka berbahasa Sansekerta, yang notabene adalah bahasa dasar dari kitab suci agama Hindu.

3) Tidak ada bukti tertulis

Poin terakhir yang mengurangi kredibilitas Teori Ksatria adalah absennya bukti tertulis dalam catatan sejarah yang mendukung ide bahwa kaum Ksatria pernah berimigrasi ke Indonesia dan membawa serta ajaran Hindu-Buddha.

Ini menunjukkan bahwa, sampai bukti baru ditemukan, teori ini tetap menjadi subjek perdebatan di kalangan para ahli sejarah dan arkeologi.

Dengan mempertimbangkan bukti yang ada, kita dapat melihat alasan mengapa teori kesatria banyak diragukan oleh para ahli.

Mungkin suatu hari, penemuan baru akan membuka lembaran sejarah yang hilang dan memberikan kejelasan pada misteri ini.

Baca Juga: Diragukan Banyak Ahli, Inilah Isi Teori Ksatria Dalam Sejarah Masuknya Pengaruh Hindu Di Indonesia

Artikel Terkait