Diragukan Banyak Ahli, Inilah Isi Teori Ksatria Dalam Sejarah Masuknya Pengaruh Hindu Di Indonesia

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Artikel ini akan membahas tentang isi Teori Ksatria dalam sejarah masuknya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.
Artikel ini akan membahas tentang isi Teori Ksatria dalam sejarah masuknya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.

Intisari-Online.com -Setidaknya ada lima teori terkait sejarah masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia.

Salah satunya adalah Teori Ksatria--yang ternyata banyak diragukan banyak ahli.

Artikel ini akan membahas tentang isi Teori Ksatria dalam sejarah masuknya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.

Isi Teori Ksatria

Teori Ksatria dikemukakan olehFDK Bosch.

Teori ini kemudian mendapat dukungan dari ahli-ahli lain sepertiRC Majundar, CC Berg, Mookerji, dan JL Moens.

Mereka yakin, peradaban dan agama Hindu-Buddha dibawa ke Indonesia oleh golongan ksatria (bangsawan dan prajurit).

Di dalam agama Hindu, ksatria merupakan kasta kedua yang kedudukannya di bawah kasta Brahmana.

Menurut para ahli, persebaran Hindu di Indonesia terjadi akibat pergolakan politik yang terjadi di India yang menyebabkan runtuhnya kerajaan-kerajaan di India.

Penguasa yang kalah kemudian melarikan diri ke berbagai wilayah, salah satu tujuan pelariannya adalah Indonesia.

Begitu tiba di Indonesia, golongan ksatria mendirikan sebuah komunitas kecil yang perlahan berkembang menjadi kerajaan atau pemerintahan baru.

Mereka kemudian menyebarkan pengaruh dan budaya Hindu kepada masyarakat setempat.

Baca Juga: Bukti Sejarah Teori Arus Balik Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia

Pendapat lain mengatakan bahwa golongan ksatria melakukan penaklukan atau kolonialisasi di Indonesia, sebelum akhirnya menyebarkan agama kepada para penduduk koloni.

Salah satu bukti yang menguatkan Teori Ksatria adalah keberadaan kerajaan bercorak Hindu-Buddha pada awal Masehi, yang didirikan oleh tokoh keturunan India.

Kelebihan Teori Ksatria

Teori Ksatria diperkuat dengan cerita panji yang berkembang dalam masyarakat Indonesia, yang mengindikasikan adanya proses penaklukan daerah-daerah Indonesia oleh para ksatria India.

Pernyataan tersebut merupakan inti dari hipotesis yang dikembangkan oleh CC Berg.

Menurut CC Berg, kepala suku di wilayah Indonesia banyak yang menjanjikan hadiah yang besar apabila para ksatria asal India mampu menyelesaikan masalah kekuasaan antarsuku.

Selain itu, ilmuwan JL Moens mengatakan bahwa golongan ksatria dari India kebanyakan berasal dari keluarga kerajaan.

Karena pergolakan politik, mereka kemudian melarikan diri hingga ke Indonesia dan mendirikan sebuah pemerintahan baru yang masih melakukan hubungan dengan India.

Kelemahan Teori Ksatria

Golongan ksatria tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa, yang menjadi induk bahasa bagi kitab suci agama Hindu.

Tidak ditemukan prasasti atau kurangnya sumber sejarah yang menggambarkan penaklukan Nusantara oleh kerajaan India.

Pelarian ksatria dari India tidak mungkin mendapat kedudukan mulia sebagai raja di Indonesia.

Baca Juga: 2 Bukti Sejarah Teori Ksatria, Termasuk Keruntuhan Kerajaan Ini

Diragukan banyak ahli

Teori Ksatria rupanya diragukan banyak ahli.

Menurut sejarah, ada tiga pendapat yang menjelaskan tentang proses penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha yang dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu:

- Pendapat C.C Berg: golongan ksatria turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia melalui perkawinan

- Pendapat Mookerji: Dibawa oleh golongan ksatria dari India dan membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan

- Pendapat J.L Moens: dibawa oleh keluarga kerajaan di India Selatan yang kabur ke Indonesia dan mendirikan kerajaan

Tapi terlepas dari semua pernyataan tersebut, ternyata teori Ksatria banyak diragukan oleh para ahli, seperti NJ Krom dan FDK Bosch.

Mereka ragutentangkebenaran teori Ksatria karena tidak ada prasasti yang mengatakan bahwa kaum Ksatria masuk ke wilayah Indonesia dengan membawa ajaran agama Hindu-Buddha.

Selain itu, tidak ada juga bukti adanya Kerajaan Hindu-Buddha yang dipimpin langsung oleh bangsawan India.

Tidak bisa berbahasa Sansekerta dan Aksara Pallawa Lebih lanjut, faktor lain yang menyebabkan teori Ksatria diragukan para ahli adalah kasta Ksatria yang tidak dapat berbahasa Sansekerta.

Padahal bahasa Sansekerta merupakan bahasa induk kitab suci agama Hindu.

Tidak ada bukti tertulis Terakhir, hal yang melemahkan teori Ksatria adalah tidak adanya bukti tertulis dalam catatan sejarah.

Dengan kata lain, belum ada catatan sejarah yang mengatakan kebenaran bahwa kaum Ksatria pernah masuk ke wilayah Indonesia dan membawa ajaran Hindu-Buddha.

Itulah artikel tentang isi Teori Ksatria dalam sejarah masuknya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia.

Baca Juga: Inilah Isi Teori Arus Balik Yang Terkait Sejarah Masuknya Pengaruh Hindu-Buddha Ke Indonesia

Artikel Terkait