Ia bahkan bersekutu dengan VOC untuk memperkuat posisinya, mengundang intervensi asing yang semakin melemahkan Mataram.
Di sisi lain, Pangeran Alit, adik Amangkurat I, merasa berhak atas tahta karena dianggap lebih saleh dan dekat dengan rakyat.
Ia pun memberontak terhadap kakaknya, memicu peperangan saudara yang berlarut-larut dan merenggut banyak korban jiwa.
Meskipun Amangkurat I berhasil mengalahkan Pangeran Alit dengan bantuan VOC, kemenangannya membawa konsekuensi pahit.
Mataram semakin terikat pada Belanda dan kehilangan banyak wilayah kekuasaannya.
2) Pemberontakan
Belum selesai luka akibat perebutan tahta, Mataram kembali dihadapkan dengan pemberontakan Trunojoyo, seorang bangsawan Madura yang merasa tidak dihargai oleh Amangkurat I.
Ia juga tidak menyukai campur tangan VOC dalam urusan kerajaan.
Trunojoyo, bersama Raden Kajoran dari Kediri, berhasil merebut sebagian besar wilayah Jawa Timur dan mendirikan Kerajaan Madura Baru.
Pemberontakan ini nyaris meruntuhkan Mataram Islam.
Amangkurat I, yang kewalahan menghadapi Trunojoyo, terpaksa meminta bantuan VOC.
Baca Juga: Bagaimana Sikap Kepemimpinan dari Sultan Agung dari Mataram Islam?
KOMENTAR