Sampai Berani Lawan VOC, Ini Cita-cita yang Mulia Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam

Ade S

Editor

Ario Bayu saat memerankan Sultan Agung. Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam memiliki cita-cita yang mulia, yaitu suatu hal yang membuatnya berani melawan VOC di Batavia.
Ario Bayu saat memerankan Sultan Agung. Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam memiliki cita-cita yang mulia, yaitu suatu hal yang membuatnya berani melawan VOC di Batavia.

Intisari-Online.com -Dalam sejarah kepemimpinannya, Sultan Agung memerintahkan para tentaranya untuk menyerang VOC di Batavia.

Bukan hanya sekali, pemimpin tersukses dalam sejarah Mataram Islam tersebut menyerbu VOC sebanyak dua kali.

Hal tersebut terjadi karena Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam memiliki cita-cita yang mulia.

Namun, apakah sebenarnya cita-cita mulia yang dimaksud? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini.

Serangan Sultan Agung ke Batavia

Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda adalah sebuah perusahaan dagang yang didirikan oleh Belanda pada tahun 1602.

VOC bertujuan untuk mengendalikan dan menguasai perdagangan rempah-rempah di Asia, khususnya Indonesia.

Namun, banyak rakyat yang memberontak melawan VOC, salah satunya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Raja Mataram, Sultan Agung, pada tahun 1628 dan 1629.

Sultan Agung adalah raja ketiga Mataram yang memerintah pada periode 1613-1645.

Ia memiliki cita-cita untuk menyatukan Pulau Jawa di bawah kekuasaan Mataram dan mengusir pengaruh asing dari Nusantara, seperti VOC.

Baca Juga: Latar Belakang Sultan Agung Melawan JP Coen, Termasuk Pinjaman Mataram yang Ditolak?

Pasalnya, VOC selalu berusaha memonopoli perdagangan di Jawa yang merugikan para pedagang pribumi.

Karena itu, Sultan Agung sangat menolak keberadaan VOC di Nusantara, terutama di Jawa.

Konflik pertama antara Mataram dan VOC terjadi pada tanggal 8 November 1618, ketika Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterzoon Coen memerintahkan bawahannya, Vander Marct menyerbu Jepara.

Serbuan ini membuat Mataram mengalami kerusakan yang sangat besar.

Hubungan keduanya pun semakin memburuk setelah Sultan Agung melarang penjualan beras kepada pihak VOC.

Sejak itu, orang-orang Belanda mulai membenci Sultan Agung.

Setelah itu, ada tuduhan bahwa VOC telah merampok kapal-kapal orang Jawa.

Hal ini lantas membuat Sultan Agung mempersiapkan penyerbuan terhadap VOC yang berpusat di Batavia.

Sebelumnya, VOC berpusat di Ambon.

Namun, setelah berhasil mengambil alih Jayakarta yang kemudian namanya diganti menjadi Batavia, VOC memutuskan memindahkan pusat mereka ke sana pada tahun 1619.

Sultan Agung menyerbu VOC sebanyak dua kali.

Baca Juga: Apakah yang Dimaksud dengan Perkawinan Politik pada Masa Sultan Agung dari Mataram?

Serbuan pertama

Serbuan pertama Sultan Agung terhadap VOC dilakukan tanggal 22 Agustus 1628. Dalam serbuan itu, pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa.

Tumenggung Bahureksa memimpin sekitar 10.000 prajurit Mataram yang langsung menyerbu VOC dengan ganas.

Namun, VOC langsung menembakkan meriam-meriamnya tanpa henti yang menghancurkan prajurit Mataram.

Pasukan Mataram pun satu per satu mulai tumbang.

Dengan demikian, serbuan pertama yang dilakukan pasukan Mataram terhadap VOC gagal total.

Tidak kurang dari 1.000 prajurit Mataram gugur dalam pertempuran.

Serbuan kedua

Setelah gagal di serbuan pertama, Sultan Agung melancarkan serbuan kedua yang dipimpin oleh Kiai Adipati Juminah, K.A. Puger, dan K.A. Purabaya pada tahun 1629.

Persiapan prajurit Mataram pada serbuan kedua ini terbilang jauh lebih baik dengan kekuatan yang lebih besar. Total ada 14.000 prajurit Mataram dikerahkan untuk menyerbu VOC.

Mereka mendirikan lumbung-lumbung padi di daerah Tegal dan Cirebon sebagai perbekalan selama berperang.

Akan tetapi, rupanya VOC mengetahui hal tersebut sehingga lumbung-lumbung tersebut dibakar oleh VOC.

Akibatnya, pasukan Mataram tidak memiliki persediaan makanan apa pun.

Kesimpulannya, Mataram kembali mengalami kegagalan dalam serbuan keduanya terhadap VOC.

Setelah Sultan Agung meninggal pada tahun 1645, Mataram pun jatuh ke tangan VOC.

Dari artikel di atas, diketahui bahwa serangan-serangan tersebut terjadi karena Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram Islam memiliki cita-cita yang mulia yaitu menyatukan seluruh kerajaan di Pulau Jawa.

Baca Juga: Penjelasan Kebijakan-kebijakan yang Dilakukan Sultan Agung yang Menyebabkan Mataram Mencapai Puncak Kejayaan

Artikel Terkait