Namun, tingkat atas bangunan diruntuhkan.
Sementara itu, bagian depan Istana Negara diperlebar untuk menampilkan wajah lebih resmi sesuai dengan sosok yang menempatinya.
Di kiri dan kanan gedung utama dibangun tempat penginapan untuk para kusir dan ajudan Gubernur Jenderal.
Seiring berjalannya waktu, gedung itu kemudian tidak mampu menampung semua kegiatan yang semakin meningkat.
Tahun 1869, Gubernur Jenderal Pieter Mijer mengajukan permohonan untuk membangun sebuah "hotel“ baru di belakang “Hotel Gubernur Jenderal“ atau disebut juga Istana Rijswik (Istana Negara).
Seorang Arsitek Jacobus Bartholomeus Drossaers dipercaya merancang gedung baru yang kelak bernama Istana Merdeka.
Gagasan itu baru terwujud sepuluh tahun kemudian.
Sementara itu, bangunan lama yang menghadap ke Rijswijk akhirnya diperluas.
Banyak peristiwa penting yang terjadi di Istana Negara tatkala Jenderal de Kock menguraikan rencana untuk menindas pemberontakan Pangeran Diponegoro dan merumuskan strateginya dalam menghadapi Tuanku Imam Bonjol kepada Gubernur Jenderal Baron van der Capellen.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR