Akhirnya, Raja Belanda Louis Napoleon memanggil Daendels kembali ke Belanda karena ia telah bertindak kejam dan seenaknya, serta melakukan tindak korupsi.
Kedudukan Daendels pun digantikan oleh Jan Willem Janssen yang bertugas memperbaiki keadaan di Nusantara.
Akibat kekejaman dan kediktatorannya tersebut, Herman Willem Daendels dijuluki sebagai Mas Galak.
Memangnya Istana Negara dibangun Daendels?
Mengutip laman Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Istana Negara pada awalnya merupakan kediaman pribadi seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Belanda, J A van Braam.
Braam membangun kediaman ini selama 8 tahun yaitu mulai Tahun 1796 (masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten) hingga Tahun 1804 (pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johannes Sieberg).
Namun, Tahun 1816, bangunan ini diambil alih oleh Pemerintah Hindia-Belanda yang diperuntukkan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta kediaman para Gubernur Jenderal Belanda.
Oleh karena itu pula, Istana Negara tempo dulu dijuluki “Hotel Gubernur Jenderal" atau Hotel van den Gouverneur-Generaal.
Di samping untuk penginapan Gubernur Jenderal, gedung bekas rumah Braam ini juga menampung sekretariat umum pemerintahan.
Kantor-kantor sekretariat itu terletak di bagian bangunan yang menghadap ke gang.
Kemudian, gang itu diberi nama Gang Secretarie.
Awalnya, Istana Negara merupakan bangunan bertingkat dua.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR