Penjelasan Latar Belakang dan Sejarah Penetapan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara Indonesia

Ade S

Editor

Uskup dan Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) berfoto bersama di depan Garuda Pancasila Gereja Katedral. Artikel ini akan jelaskan latar belakang dan sejarah penetapan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia.
Uskup dan Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) berfoto bersama di depan Garuda Pancasila Gereja Katedral. Artikel ini akan jelaskan latar belakang dan sejarah penetapan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia.

Intisari-Online.com -Apakah Anda tahu bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit?

Semboyan ini berasal dari Kitab Sutasoma, sebuah karya sastra klasik yang ditulis oleh Mpu Tantular.

Dalam artikel ini, Intisariakan menjelaskan latar belakang dan sejarah penetapan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia.

Anda akan menemukan fakta-fakta menarik tentang siapa yang mengusulkan, kapan dan bagaimana semboyan ini dipilih, serta apa arti dan makna semboyan ini bagi bangsa Indonesia.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah salah satu warisan budaya yang patut kita banggakan dan pelajari.

Latara Belakang PenetapanBhinneka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara Indonesia

Kondisi bangsa Indonesia yang beragam dan bersatu seperti Kerajaan Majapahit menjadi salah satu alasan penggunaan kalimat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diambil dari bahasa Jawa Kuno, yang terdapat dalam Kitab Sutasoma karya Kerajaan Majapahit.

Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular pada abad ke-14, mengandung nilai toleransi dalam beragama.

Frasa Bhinneka Tunggal Ika ada dalam Kitab Sutasoma pupuh 139 bait 5, sebagai berikut:

Baca Juga: Contoh Perilaku di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat yang Mencerminkan Penerapan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Rwaneka dhatu winuwus Buddha WiswaBhinnêki rakwa ring apan kena parwanosenMangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggalBhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa

Bait itu menyatakan bahwa Buddha dan Siwa (Hindu) adalah dua zat yang berbeda namun bisa dikenal. Karena kebenaran Buddha dan Siwa (Hindu) adalah satu.

Walau bercerai-berai (berbeda) namun tetap satu, karena tidak ada kekacauan dalam kebenaran.

Bhinneka Tunggal Ika terdiri dari tiga kata, yang jika diterjemahkan masing-masing katanya, bhinneka berarti berbagai macam, tunggal berarti satu dan ika berarti itu.

Dengan demikian, frasa Bhinneka Tunggal Ika bisa diartikan berbeda-beda namun tetap satu.

Jika melihat sejarahnya, Kerajaan Majapahit adalah kerajaan berlatar belakang Hindu yang menghormati toleransi beragama.

Toleransi dalam keberagaman memberi dampak terhadap kekuatan Kerajaan Majapahit, sehingga bisa mencapai puncak kejayaannya dan berhasil menyatukan seluruh wilayah Nusantara.

Semangat toleransi ini yang mendorong para pendiri bangsa ketika menyusun semboyan negara.

SejarahPenetapanBhinneka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara Indonesia

Dikutip dari Kompas Skola, Muhammad Yamin adalah orang yang mengajukan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam sidang BPUPKI yang pertama kali berlangsung pada 29 Mei sampai 1 Juni 1945.

Frasa Bhinneka Tunggal Ika disebutkan oleh Moh Yamin, kemudian I Gusti Bagus Sugriwa langsung melanjutkan frasa itu dengan “Tan hana dharma mangrwa”, sesuai dengan yang ada dalam Kitab Sutasoma.

Baca Juga: Alasan dan Tujuan dari Pemilihan Kalimat Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara

Mohammad Hatta mengatakan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika juga disarankan oleh Soekarno ketika merancang lambang negara Garuda Pancasila.

Lambang negara Republik Indonesia terdiri dari tiga bagian, yaitu Burung Garuda, perisai berbentuk jantung yang tergantung dengan rantai di leher Garuda, dan semboyan yang tertera di atas pita yang dipegang oleh Garuda, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara.

Semboyan itu ditulis dalam bahasa Jawa Kuno yang berarti, "Bhinneka Tunggal Ika".

Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia memiliki arti dan makna, bahwa walaupun bangsa Indonesia menunjukkan adanya perbedaan atau keberagaman, hal itu tidak membuat Indonesia menjadi tercerai-berai.

Salah satu keanekaragaman bangsa Indonesia adalah dalam hal penduduk yang berasal dari berbagai suku, bahasa, ras, dan agama.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah perwujudan sikap untuk hidup rukun dalam perbedaan dan menjadikan perbedaan sebagai irama-irama untuk menciptakan harmoni dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan juga memperkuat frasa Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Demikianlah artikelIntisariyang menjelaskanlatar belakang dan sejarah penetapan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang semboyan yang menggambarkan keberagaman dan kesatuan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Bagaimana Semboyan Bhinneka Tunggal Ika Mampu Berkontribusi Bagi Pembangunan Nasional?

Artikel Terkait