Sampel TPS harus dipilih secara acak dan representatif, sehingga mewakili karakteristik populasi pemilih di seluruh wilayah.
Semakin besar jumlah sampel TPS, semakin kecil tingkat kesalahan atau margin of error, dan semakin akurat hasil quick count.
Data yang digunakan dalam quick count adalah data yang tertera dalam formulir C1, yaitu formulir yang berisi hasil penghitungan suara di TPS.
Formulir C1 ini kemudian difoto dan dikirimkan oleh tim survei yang bertugas di TPS kepada tim pusat yang melakukan perhitungan dan analisis data.
Data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sistem komputer yang dapat mengolah dan menampilkan hasil quick count secara real time.
Quick count biasanya dimulai segera setelah pemungutan suara selesai, yaitu pukul 13.00 WIB, dan berlangsung hingga semua data sampel TPS masuk.
Hasil quick count kemudian dipublikasikan oleh lembaga survei melalui media massa atau media sosial, dengan menyertakan tingkat kepercayaan (confidence level) dan margin of error.
Hasil quick count juga dapat diperbandingkan dengan hasil quick count dari lembaga survei lain, untuk melihat konsistensi dan validitasnya.
Baca Juga: Sejarah Valentine Dalam Islam dan Kisah Kelam di Baliknya Hingga Haram Dirayakan
Kelebihan dan Kekurangan Quick Count
Quick count memiliki beberapa kelebihan, antara lain adalah:
- Memberikan gambaran awal tentang hasil pemilu yang cepat dan akurat, sehingga dapat mengurangi ketidakpastian dan spekulasi yang dapat menimbulkan konflik atau kerusuhan.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR