Ia merasa lebih pantas menjadi raja daripada Sunan Prawoto. Penolakan ini juga disebabkan oleh dendam atas kematian ayahnya.
Bukan hanya tidak ingin Sunan Prawoto menjadi raja, melainkan Arya Penangsang juga menuntut balas dendam atas kematian ayahnya.
Konflik antara Sunan Prawoto dan Arya Penangsang ini berlangsung selama tiga tahun sejak 1546-1549.
Perang saudara ini berakhir setelah Arya Penangsang dikalahkan pada 1549. Namun, kemenangan Sunan Prawoto tidak berlangsung lama.
Ia tewas dibunuh oleh Ki Ageng Pemanahan, salah satu bawahan Arya Penangsang yang berhasil lolos dari pengejaran.
Dengan demikian, Kerajaan Demak tidak memiliki penguasa yang sah dan berakhir dengan runtuhnya kerajaan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa latar belakang terjadinya perebutan kekuasaan di Kerajaan Demak adalah perang saudara dengan motif balas dendam.
Perebutan kekuasaan ini dipicu oleh kematian Sultan Trenggono yang membuat kosongnya takhta kerajaan.
Perebutan kekuasaan ini melibatkan Sunan Prawoto dan Arya Penangsang yang memiliki hubungan darah dan dendam.
Perebutan kekuasaan ini berakhir dengan kematian kedua belah pihak dan runtuhnya Kerajaan Demak.
Demikianlan, latar belakang terjadinya perebutan kekuasaan di Kerajaan Demak.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR