Intisari-Online.com -Agar tidak musnah dan punah, kebudayaan harus diwariskan ke generasi selanjutnya.
Pertanyaannya: bagaimana proses pewarisan kebudayaan dari generasi ke generasi berlangsung?
Harus dicatat, kebudayaantidaklah diwariskan secara turun temurun, tetapi diwariskan secara sosial.
Proses pewarisan kebudayaan satu generasi ke generasi berikutnya disebutenkulturasi.
Contohnya adalah makan, tergolong naluri dan bagaimana makan dipenuhi, apa yang dimakan, cara mendapatkan makanan, dan bagaimana cara makan adalah bagian dari kebudayaan yang diperoleh melalui belajar.
Dalam hal makan, tiap masyarakat memiliki kebudayaan yang berbeda.
Bisa kalian mengerti, bahwa terdapat ribuan makanan tradisional yang hingga kini masih bisa kalian nikmati.
Secara garis besar, mewariskan kebudayaan kepada generasi berikutnya sangat penting.
Pernahkah kalian membayangkan bila suatu saat kebudayaan kita punah karena tidak ada regenerasi atau proses pewarisan sehingga bangsa ini tidak beridentitas?
Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana proses dan sarana yang digunakan dalam pewarisan kebudayaan itu?
Pada proses pewarisan kebudayaan, tidak sematamata mentransmisikan atau memindahkan kebudayaan dari generasi ke gen-erasi.
Baca Juga: Bagaimana Pengaruh Globalisasi Terhadap Proses Perubahan Kebudayaan?
Tapi juga terdapat proses alih ubah, atau dalam bahasa lain disebut proses transformasi budaya.
Sebagaimana kalian pelajari pada subbab terdahulu bahwa kebudayaan itu bersifat dinamis, senantiasa mengalami perubahan.
Demikian juga dalam pewarisan kebudayaan, agar kebudayaan tetap terjaga kontinuitasnya maka diperlukan adanya proses transformasi.
Kebudayaan yang masih relevan dan sesuai keadaan dijaga kelestariannya, sementara kebudayaan yang tidak lagi sesuai diganti atau dimodifikasi disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
Karena itu, dalam pewarisan kebudayaan pada kasus tertentu, bahkan terdapat “penolakan” pewarisan kebudayaan oleh generasi muda yang disebabkan oleh pandangan mereka bahwa kebudayaan generasi terdahulu tidak lagi relevan dengan situasi dan kondisi yang ada.
Kalian mungkin sering menyaksikan, bahwa saat ini dijumpai anak-anak muda di sekitar kita yang tidak atau kurang mengerti bahasa ibu (lokal).
Sehingga tidak bisa menggunakannya dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.
Begitu juga dengan kesenian, anak muda zaman sekarang, baik di desa maupun yang di kota ketika ditanya akan cenderung lebih paham bentuk-bentuk kesenian luar semacam K-pop dibanding kesenian tradisional seperti wayang dan tari-tarian.
Secara garis besar, ada dua proses pewarisan kebudayaan: sosialisasi dan enkulturasi
Sosialisasi
Koentjaraningrat (1983): sosialisasi adalah proses seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam hidup sehari-hari.
Baca Juga: Punya Berbagai Variasi, Bagaimana Gerak Dan Arah Perubahan Kebudayaan?
Melalui proses tersebut setiap orang dalam masyarakatnya melaksanakan berbagai tindakan yang selaras dengan konsep budaya (perilaku, norma, dan nilai) yang ada.
Proses sosialisasi, dalam setiap suku bangsa, masyarakat, dan golongan sosial lain amat berbeda satu dengan lainnya.
Enkulturasi
Koentjaraningrat (1983) menyatakan bahwa enkulturasi juga disebut sebagai pembudayaan atau institutionalization, yang memiliki arti sebagai berikut:
“Proses seseorang ketika mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya terhadap kebudayaan yang ada. Melalui proses ini, individu dapat memperoleh warisan kebudayaan berkat kemampuan menyesuaikan diri terhadap norma, nilai, tuntutan, dan kebudayaan lain yang sedang berjalan di dalam masyarakat”.
Adapun prosesnya bertahap, mulai dari keluarga, teman-teman sebaya, hingga masyarakat yang lebih luas lagi.
Mulanya, seseorang melihat beberapa aktivitas dan pandangan orang di sekitar.
Kemudian, berlanjut kegiatan tersebut membentuk pola kebudayaan tertentu, bahkan adanya kemungkinan seseorang meniru berbagai macam tindakan yang ada di sekitarnya bisa terjadi.
Ketika berkali-kali meniru menjadikan tindakannya semakin mantap dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan.
Proses belajar kebudayaan, baik sosialisasi maupun enkulturasi mempunyai arti sedemikian penting, baik bagi individu warga masyarakat maupun bagi masyarakat secara umum.
Bagi warga masyarakat, belajar kebudayaan penting karena tanpa mengalami proses yang memadai tidaklah mungkin bagi seorang warga masyarakat akan dapat hidup normal, tanpa hambatan.
Hanya dengan menjalani proses belajar kebudayaan, seorang individu warga masyarakat akan dapat menyesuaikan segala tingkah lakunya dengan norma sosial yang berlaku dalam masyarakatnya.
Di lain pihak, bagi masyarakat, proses belajar kebudayaan juga mempunyai arti penting karena dengan demikian kebudayaan akan terjaga kontinuitasnya.
Itulah artikel tentangbagaimana proses pewarisan kebudayaan dari generasi ke generasi berlangsung, semoga bermanfaat.
Baca Juga: Ada 6 Tahap, Bagaimana Proses Dan Mekanisme Perubahan Kebudayaan?