Intisari-online.com - Astana Giribangun adalah sebuah kompleks pemakaman yang dibangun untuk keluarga Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto.
Kompleks ini terletak di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Astana Giribangun menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah atau Tien Soeharto, serta beberapa anggota keluarga lainnya.
Selain sebagai tempat pemakaman, Astana Giribangun juga menjadi salah satu destinasi wisata religi yang banyak dikunjungi oleh masyarakat, terutama pada saat haul atau peringatan hari lahir Soeharto.
Latar Belakang Pembangunan Astana Giribangun
Astana Giribangun dibangun pada tahun 1974 oleh Yayasan Mangadeg Surakarta, sebuah yayasan yang didirikan oleh Tien Soeharto untuk melestarikan budaya dan sejarah Mangkunegaran.
Pembangunan Astana Giribangun digagas oleh Tien Soeharto sebagai bentuk penghormatan kepada leluhurnya yang berasal dari Mangkunegaran, salah satu pecahan Kesultanan Mataram.
Tien Soeharto sendiri adalah keturunan dari Mangkunegoro III, penguasa Mangkunegaran yang ke-3.
Astana Giribangun dibangun di atas sebuah bukit yang disebut Bukit Ngipik, yang berada di bawah Astana Mangadeg, kompleks pemakaman para penguasa Mangkunegaran.
Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (mdpl), sedangkan Astana Giribangun berada di ketinggian 660 mdpl.
Pemilihan posisi berada di bawah Astana Mangadeg itu bukan tanpa alasan; untuk tetap menghormati para penguasa Mangkunegaran, mengingat Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegoro III.
Selain itu, lokasi Astana Giribangun juga dipilih karena memiliki pemandangan yang indah dan sejuk, serta dekat dengan sumber air yang mengalir dari Gunung Lawu.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR