Demang Lehman menjadi salah satu pengikut setia Pangeran Hidayatullah. Ia diberi gelar "Kiai Demang" karena menjadi pejabat pengendali Lalawangan (distrik) Kesultanan Banjar.
Ia juga dipercaya sebagai panglima perang yang bertanggung jawab atas wilayah Martapura, Matraman, Tanah Laut, dan Pengaron.
Perjuangan
Demang Lehman terlibat dalam berbagai pertempuran melawan Belanda, baik bersama Pangeran Antasari maupun Pangeran Hidayatullah.
Ia menggunakan strategi gerilya yang cepat dan tepat, sehingga sering merepotkan pertahanan musuh.
Kemudian juga mampu mengumpulkan massa dan membangkitkan semangat juang rakyat.
Salah satu pertempuran yang paling terkenal adalah penyerbuan ke Istana Bumi Selamat, yang saat itu diduduki oleh Belanda.
Pada tanggal 30 Agustus 1859, Demang Lehman mengerahkan 3.000 pasukan untuk menyerang istana tersebut.
Dalam pertempuran itu, Letnan Kolonel Boon Ostade, komandan pasukan Belanda, hampir terbunuh.
Selain itu, Demang Lehman juga berhasil merebut benteng Belanda di Tabaniau, bersama Haji Bajasin dan Kiai Langlang, pada bulan September 1859.
Namun, benteng itu tidak bertahan lama karena Belanda segera mengirim bala bantuan untuk merebutnya kembali.
Demang Lehman juga bergerilya di sekitar benteng Gunung Lawak, yang akhirnya ditinggalkan oleh Belanda karena tidak kuat menahan serangan-serangannya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR