Sekarang Freeport Dulu Cikotok, Inilah Sejarah Tambang Emas Pertama Di Indonesia

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Sejarah pertambangan emas pertama di Indonesia tak bisa dilepaskan dari tambang emas Cikotok, Banten. Sayang, tambang ini harus ditutup pada 2005 lalu.
Sejarah pertambangan emas pertama di Indonesia tak bisa dilepaskan dari tambang emas Cikotok, Banten. Sayang, tambang ini harus ditutup pada 2005 lalu.

Intisari-Online.com -Berbicara pertambangan emas di Indonesia, Freeport tentu salah satu yang mesti dibahas.

Tapi tahukah kamu pertambangan emas pertama di Indonesia?

Mengutip sebuah artikel di Geologinesia.com, penambangan emas di Indonesia sejatinya sudah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu.

Sejak pendatang dari China masuk di Indonesia.

Tapi bisa dibilang, penambangan emas masif pertama mulai pada 1939 di Cikotok, Banten.

Kandungan emas di Cokotok sejatinya sudah diketahui sejak 1839.

Tapi butuh waktu sekitar 77 tahun penelitian bagi Belanda untuk memastikan kandungan emas di wilayah yang sekarang masuk Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, itu.

Dalam penelitian itu, Belanda menggandeng beberapa peneliti kelas wahid, sepertiJunghuhn, Verbeek, Homer Hasaki, Zungler, dan Fenaema vas Es.

Sementara untuk penelitian geologis dilakukan oleh W.F.F Oppenoorth sejak 1924 hingga 1930.

Baru kemudian dilakukan aktivitas eksplorasi dan pemetaan hingga1936.

Sebagai operator adalah perusahaan Belanda, NV Mjnbow Maatschappaij Zuid Batam.

Untuk menunjang aktivitas pertambangan, maka dibangunlah berbagai fasilitas pendukung.

Baca Juga: Pendeta Berkebangsaan Belanda Tapi Lahir Di Jombang, Inilah Orang Pertama Yang Menemukan Nikel Di Indonesia

Mulai dari perumahan, perkantoran, gudang, rumah sakit, laboratorium, jalan, PLTA, juga fasilitas air bersih.

Tahun 1942 Belanda kalah dari Jepang.

Otomatis, tambang Cikotok pun diambil oleh Dai Nippon dan pengelolaannya diserahkan kepada perusahaan Mitsui KoshaKabushiki Kaisha.

Setelah Indonesia, tambang Cikotok akhirnyua diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia di bawahDjawatan Pertambangan Pusat Republik Indonesia.

Lalu pada 1948, tambang itu diambil lagi oleh Belanda--yang ingin menguasai Indonesia lagi.

Oleh Belanda, perusahaan itu dikembalikan pengelolaannya kepadaMijnbouw Maatschappij Zuid Bantam.

Oleh perusaahan terakhir itu, tambang Cikotok dijual kepadaNV Perusahaan Pembangunan Pertambangan di mana saham utamanya dipegang oleh Bank Industri Negara yang kemudian berganti nama menjadi Bank Pembangunan Indonesia.

Lalu pada1974, tambang Cikotok diambil alih oleh PT. Aneka Tambang.

Tapi sayang, riwayat tambang Cikotok tak bertahan hingga sekarang.

Pada 28 September 2005, tambang Cikotok resmi ditutup, sementara produksi benar-benar berhenti pada 2008.

Mengutip Kontan.co.id, tambang emasCikotok merupakan salah satu dari tujuh perusahaan yang dimerger saat pembentukan Antam pada 5 Juli 1968.

Penambangan emas di cikotok awalnya dilakukan oleh perusahaan Belanda Naamloze Vennotschap Mijnbouw Maatschappij Zuid Bantam pada 1936.

Baca Juga: Inilah Orang-orang Terkaya Di Indonesia Penguasa Pertambangan Batau Bara Tanah Air

Namun berhenti pada 1939 saat pecah perang dunia II.

Setelah Jepang menduduki Indonesia, perusahaan Jepang Mitsui Kosha Kabushiki Kaisa melanjutkan tambang cikotok dengan tujuan utam timah hitam untuk keperluan perang.

Lalu setelah Indonesia merdeka, tambang Cikotok berada di bawah pengawasan jawatan pertambangan Republik Inodnesia hingga akhirnya berubah status menjadi perusahaan negara.

Masa penambangan tambang emas Cikotok memasuki fase pascatambang pada 2008 dan pengakhiran pasca tambang dilakukan pada Januari 2008 setelah mendapat persetujuan dari Pemerintah Daerah Banten melalui surat Bupati 11 Desember 2015.

Posisinya "diambilalih" Freeport

Freeport mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 1967 dengan mendapatkan kontrak karya dari pemerintah untuk mengeksplorasi dan menambang emas, tembaga, dan perak di daerah Ertsberg, Papua.

Pada 1988, Freeport menemukan cebakan emas dan tembaga raksasa di daerah Grasberg, yang merupakan salah satu tambang emas terbesar di dunia.

Freeport menjadi perusahaan penambang emas terbesar di Indonesia dengan produksi mencapai ratusan ton per tahun.

Pada 2019, Freeport mencatatkan produksi emas sebesar 482 ribu ons (14,9 ton) dan tembaga sebesar 557 juta pon (252 ribu ton).

Freeport juga memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia melalui pembayaran pajak, royalti, dividen, dan CSR.

Namun, keberadaan Freeport juga menimbulkan berbagai masalah dan kontroversi, seperti dampak lingkungan, hak asasi manusia, konflik sosial, dan renegosiasi kontrak karya.

Pada 2018, pemerintah Indonesia berhasil mengambil alih mayoritas saham Freeport melalui PT Inalum (Indonesia Asahan Aluminium) dengan harga 3,85 miliar dolar AS.

Dengan demikian, pemerintah Indonesia memiliki kendali penuh atas pengelolaan tambang emas Grasberg.

Begitulah sejarah pertambangan emas pertama di Indonesia, semoga bermanfaat.

Baca Juga: Kota Sawahlunto, Kota Indah Yang Muncul Karena Pertambangan Batu Bara Di Sumatera Barat

Artikel Terkait