Intisari-online.com - Dalam debat Cawapres 2023 muncul istilah karbon capture and storage, sebenarnya apa artinya?
Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini.
Salah satu penyebab utama perubahan iklim adalah emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2), yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan proses industri lainnya.
CO2 adalah senyawa kimia yang terbentuk dari pembakaran minyak bumi, gas alam, batu bara, biomassa, dan bahan karbon lainnya.
CO2 juga merupakan produk sampingan dari fermentasi dan respirasi hewan, dan digunakan oleh tanaman dalam fotosintesis untuk membuat karbohidrat.
Akumulasi CO2 di atmosfer bumi menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang terkait.
Sekitar sepertiga hingga setengah dari CO2 yang dilepaskan ke atmosfer oleh kegiatan manusia diserap oleh lautan bumi, sebuah proses yang mengakibatkan asidifikasi lautan yang terus-menerus.
Untuk mengurangi dampak negatif dari emisi CO2, salah satu solusi yang ditawarkan adalah karbon capture storage (CCS), yaitu proses untuk menangkap CO2 dari sumber emisi industri dan pembangkit listrik dan memindahkannya ke lokasi di mana CO2 dapat disimpan tanpa masuk ke atmosfer.
Karbon capture storage adalah proses tiga tahap, yaitu penangkapan, pengangkutan, dan penyimpanan, yang dirancang untuk mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer bumi dengan memisahkannya dari emisi sebelum dapat dibuang.
CO2 yang ditangkap dikompresi sebelum diangkut.
Proses serupa yang disebut karbon capture utilization and storage (CCUS) mengubah sebagian dari karbon yang ditangkap menjadi beton, batuan karbonat, plastik, dan biofuel sebelum menyimpan sisanya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR