Berbagai usulan masuk ke Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara.
Ada yang mengatakan agar peserta debat terbuka itu tidak harus calon presiden atau wapres, namun bisa diwakilkan pada tim kampanyenya.
Setelah KPU membuat aturan yang jelas mengenai debat terbuka, tibalah saatnya untuk calon presiden-calon wakil presiden memaparkan visi dan misinya kepada masyarakat.
Akhirnya, KPU menyetujui usulan bahwa masing-masing pasangan calon perlu menyampaikan program dan visi misinya ke publik.
Pada Pilpres 2004, terdapat lima pasangan, yaitu Wiranto-Salahuddin Wahid, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, serta Hamzah Haz-Agum Gumelar.
Ketika itu debat terbagi ke dalam dua fase.
Artinya, tak serta merta debat dilakukan secara bersama-sama oleh lima pasangan calon.
Harian Kompas yang terbit pada 2 Juli 2004 menjelaskan mengenai pembagian itu.
Pada hari pertama tanggal 30 Juni 2004, pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi tampil bersama pasangan Amien Rais-Siswono Yudo Husodo
Di hari kedua tanggal 1 Juli 2004, tampil tiga pasangan lain Hamzah Haz-Agum Gumelar, Susilo Bambang Yudhoyono- Jusuf Kalla, dan Wiranto-Salahuddin Wahid.
Bertindak sebagai moderator Ira Koesno, dengan menghadirkan beberapa panelis dan banyak penonton.
Karena ini merupakan debat yang pertama dalam sejarah perpolitikan Tanah Air, kesan yang didapat adalah masih serba canggung, tak maksimal, dan tak mencerminkan sebagai sebuah debat sesungguhnya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR