Belanda mendirikan perusahaan dagang yang bernama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada tahun 1602.
VOC memiliki hak monopoli untuk berdagang di Nusantara, dan juga memiliki kekuatan militer yang besar.
VOC ingin mengalahkan pesaing-pesaingnya, seperti Portugis, Inggris, dan Perancis, serta menguasai pelabuhan-pelabuhan strategis, seperti Banten dan Jayakarta.
Pada tahun 1619, VOC berhasil merebut Jayakarta dari Kerajaan Banten, dengan bantuan dari Kerajaan Mataram.
VOC kemudian mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia, yang menjadi pusat kekuasaan VOC di Nusantara.
VOC juga membangun benteng-benteng dan kantor-kantor di Batavia, serta mengusir penduduk asli yang tidak mau tunduk kepada VOC.
Sultan Abulmafakhir meninggal pada tahun 1623, dan digantikan oleh putranya, Sultan Ageng Tirtayasa.
Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja yang berani dan visioner. Ia ingin membebaskan kerajaan dari pengaruh VOC, dan mengembalikan kejayaan kerajaan.
Kemudian juga ingin menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara untuk melawan VOC.
Sultan Ageng Tirtayasa melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuannya.
Ia memindahkan ibu kota kerajaan dari Banten ke Old Banten, yang lebih jauh dari Batavia.
Beliau juga memperkuat pertahanan kerajaan, dengan membangun benteng-benteng, meriam-meriam, dan kapal-kapal perang.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR