Kesultanan Kotawaringin, Kerajaan Islam yang Berawal dari Pemberontakan

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Kerajaan Banjar merupakan kerajaan yang menentang Portugis di masa lalu.
Ilustrasi - Kerajaan Banjar merupakan kerajaan yang menentang Portugis di masa lalu.

Intisari-online.com - Kalimantan Tengah memiliki sejarah yang kaya akan kerajaan-kerajaan Islam yang pernah berjaya di masa lalu.

Salah satunya adalah Kesultanan Kotawaringin, yang merupakan cabang dari Kesultanan Banjar.

Kesultanan Kotawaringin didirikan oleh Pangeran Adipati Antakusuma, yang merupakan putra dari Sultan Mustain Billah dari Banjar.

Pangeran Antakusuma mendirikan kerajaan ini setelah ia gagal merebut tahta Banjar dari saudaranya, Pangeran Adipati Tuha.

Pada tahun 1673, Pangeran Antakusuma memimpin pemberontakan terhadap Pangeran Adipati Tuha, yang telah dinobatkan sebagai Sultan Banjar.

Pemberontakan ini didukung oleh sebagian besar rakyat Banjar, yang tidak puas dengan kebijakan Pangeran Adipati Tuha yang dianggap sewenang-wenang dan korup.

Namun, pemberontakan ini berhasil dipadamkan oleh pasukan Pangeran Adipati Tuha, yang dibantu oleh Belanda.

Pangeran Antakusuma terpaksa melarikan diri dari Banjar dan mencari perlindungan di Kotawaringin, sebuah daerah yang terletak di sebelah barat Banjar.

Di Kotawaringin, Pangeran Antakusuma disambut oleh Dipati Ngganding, yang merupakan kepala pemerintahan di daerah tersebut.

Dipati Ngganding merupakan menantu dari Sultan Mustain Billah, yang telah menikahkan putrinya, Ratu Mas, dengan Pangeran Antakusuma.

Dipati Ngganding kemudian menyerahkan kekuasaan Kotawaringin kepada Pangeran Antakusuma, yang kemudian mendirikan Kesultanan Kotawaringin.

Baca Juga: Mengenal Kerajaan Selimbau, Kerajaan Hindu Tertua di Kalimantan Barat yang Berubah Menjadi Kerajaan Isla

Pangeran Antakusuma menjadi raja pertama Kesultanan Kotawaringin, dengan gelar Pangeran Ratu I.

Kesultanan Kotawaringin berkembang menjadi kerajaan yang kuat dan makmur di Kalimantan Tengah.

Wilayahnya meliputi sebagian besar daerah yang sekarang menjadi Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Lamandau, Sukamara, dan Seruyan.

Kesultanan Kotawaringin juga memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Kalimantan, seperti Kesultanan Banjar, Kesultanan Sambas, Kesultanan Tanjungpura, dan Kesultanan Landak. Kesultanan Kotawaringin juga menjalin hubungan dagang dengan negara-negara asing, seperti Cina, Siam, Jawa, dan Belanda.

Kesultanan Kotawaringin berdiri hingga tahun 1948, ketika secara resmi bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selama berdirinya, Kesultanan Kotawaringin telah mengalami beberapa pergantian raja, yang semuanya merupakan keturunan dari Pangeran Antakusuma.

Raja terakhir Kesultanan Kotawaringin adalah Pangeran Ratu Anom Muhammad Arif Billah, yang memerintah dari tahun 1936 hingga 1948.

Pangeran Ratu Anom merupakan raja yang progresif dan nasionalis, yang mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang.

Kesultanan Kotawaringin meninggalkan banyak peninggalan sejarah dan budaya yang masih dapat ditemukan hingga saat ini.

Salah satunya adalah Astana Al-Nursari, yang merupakan istana kesultanan yang terletak di Kotawaringin Lama.

Astana Al-Nursari dibangun oleh Pangeran Ratu I pada tahun 1673, dan menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Kotawaringin hingga tahun 1805, ketika ibu kota dipindahkan ke Pangkalan Bun oleh Pangeran Ratu Imanuddin.

Baca Juga: Keruntuhan Kerajaan Kutai Martadipura, Akhir dari Kekuasaan Islam di Kalimantan Timur

Astana Al-Nursari kini menjadi cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah.

Selain Astana Al-Nursari, peninggalan lainnya adalah Masjid Agung Al-Karomah, yang merupakan masjid tertua di Kalimantan Tengah.

Masjid ini dibangun oleh Pangeran Ratu I pada tahun 1675, dan menjadi pusat kegiatan keagamaan Kesultanan Kotawaringin.

Masjid ini memiliki arsitektur yang unik, yang menggabungkan unsur-unsur Islam, Jawa, dan Banjar.

Masjid ini juga memiliki menara yang tinggi, yang menjadi lambang kejayaan Kesultanan Kotawaringin.

Kesultanan Kotawaringin merupakan salah satu kerajaan Islam yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Kalimantan Tengah.

Kesultanan Kotawaringin juga merupakan kerajaan yang berawal dari pemberontakan, yang menunjukkan semangat juang dan keberanian rakyatnya. Kesultanan Kotawaringin menjadi bagian dari sejarah dan identitas bangsa Indonesia, yang patut untuk dihormati dan dilestarikan.

Artikel Terkait