Mengenal Kerajaan Selimbau, Kerajaan Hindu Tertua di Kalimantan Barat yang Berubah Menjadi Kerajaan Islam

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Selimbau Kerajaan Islam di Kalimantan Barat.
Selimbau Kerajaan Islam di Kalimantan Barat.

Intisari-online.com - Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan kerajaan-kerajaan.

Salah satu kerajaan yang pernah berdiri di sana adalah Kerajaan Selimbau, sebuah kerajaan kecil yang terletak di Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu.

Kerajaan ini memiliki keunikan tersendiri, karena awalnya bercorak Hindu, namun kemudian berubah menjadi kerajaan Islam.

Menurut beberapa sumber, Kerajaan Selimbau didirikan oleh seorang Suku Dayak bernama Guntur Baju Bindu, yang setelah menjadi raja bergelar Guntur Baju Bhindu Kilat Lambai Lalu.

Diperkirakan, Kerajaan Selimbau berdiri pada tahun 600, atau sekitar abad ke-7 Masehi.

Pada waktu didirikan, kerajaan ini masih bercorak Hindu. Namun, tidak banyak informasi yang diketahui selain itu.

Perubahan Agama dan Politik

Kerajaan Selimbau berubah menjadi kerajaan Islam pada masa pemerintahan raja yang ke-20, yaitu Pangeran Muhammad Jalaludin yang bergelar Pangeran Suta Kusuma.

Pada masa ini, raja mengirim utusan ke Kerajaan Mempawah dan Pontianak.

Berkat bantuan dari dua kerajaan ini, Selimbau semakin berkembang menjadi kerajaan yang kuat dan disegani.

Kerajaan Selimbau juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Kalimantan Barat, seperti Kerajaan Sintang, Kerajaan Meliau, dan Kerajaan Sukadana.

Kerajaan Selimbau juga mengirimkan duta-duta ke Kesultanan Banjar, Kesultanan Mataram, dan Kesultanan Aceh.

Baca Juga: Keruntuhan Kerajaan Kutai Martadipura, Akhir dari Kekuasaan Islam di Kalimantan Timur

Pengaruh Belanda dan Keruntuhan

Sama dengan kebanyakan kerajaan di Kalimantan Barat, Selimbau juga terkena pengaruh Belanda.

Pengaruh tersebut semakin kuat seiring berjalannya waktu, hingga Belanda bebas melakukan campur tangan dalam urusan internal kerajaan.

Kerajaan Selimbau mulai mengalami kemunduran dan kerusuhan akibat perselisihan antara raja-raja dan bangsawan.

Pada tahun 1823, Kerajaan Selimbau memulai perjanjian dengan Belanda dengan wilayah jajahannya meliputi sebelah timur hulu kerajaan Silat hingga mencapai hulu Kapuas.

Selanjutnya kerajaan memperluas ekspansi ke arah utara berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur.

Peperangan demi peperangan berlangsung hampir tiap tahun dalam mempertahankan kedaulatan wilayah kerajaan.

Namun, perlawanan Kerajaan Selimbau tidak mampu menghalau kekuatan Belanda.

Pada tahun 1886, Kerajaan Selimbau resmi menjadi bagian dari Hindia Belanda.

Kerajaan Selimbau terus melemah hingga akhirnya runtuh pada tahun 1906, setelah raja terakhirnya, Pangeran Suta Kusuma II, meninggal dunia.

Warisan Budaya

Meskipun sudah tidak berdiri lagi, Kerajaan Selimbau masih meninggalkan warisan budaya yang dapat dilihat hingga kini.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Islam di Jawa, Dari Demak Hingga Mataram

Salah satunya adalah Masjid Jami At-Taqwa, yang merupakan lambang kejayaan Kerajaan Selimbau.

Masjid ini dibangun pada tahun 1780 oleh Pangeran Suta Kusuma I, dan masih berfungsi sebagai tempat ibadah bagi masyarakat Selimbau.

Selain itu, Kerajaan Selimbau juga memiliki tradisi adat yang masih dilestarikan, seperti upacara adat, tari-tarian, seni musik, dan seni ukir.

Kerajaan Selimbau juga memiliki sistem hukum adat yang disebut Hukum Adat Selimbau, yang mengatur tentang tata cara pemerintahan, pernikahan, waris, dan lain-lain.

Kerajaan Selimbau adalah salah satu contoh kerajaan yang mengalami perubahan agama dan politik sepanjang sejarahnya.

Kerajaan ini juga menunjukkan keberagaman budaya yang ada di Kalimantan Barat, yang merupakan bagian dari kekayaan Indonesia.

Artikel Terkait