Intisari-Online.com -Kerajaan Demak mencapai masa kejayaannya di bawah Sultan Trenggono, yang berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Jawa Timur.
Namun, setelah Sultan Trenggono meninggal, kerajaan ini mengalami kemunduran yang fatal akibat perang saudara.
Artikel ini akan menjelaskan penyebab perang saudara yang terjadi di Kerajaan Demak.
Artikel ini juga akan membahas runtuhnya Kerajaan Demak dan munculnya Kerajaan Pajang sebagai penerusnya.
Penyebab perang saudara
Melansir kompas.com, perang saudara pecah antara Sunan Prawoto dan Arya Penangsang setelah Sultan Trenggono meninggal.
Hal ini dipicu oleh adanya persaingan dan dendam antara kedua belah pihak.
Sultan Trenggono menjadi raja Demak pada 1521 setelah mengalahkan Pangeran Surowiyoto atau Raden Kikin.
Pangeran Surowiyoto adalah saudara kandung Sultan Trenggono yang dibunuh atas perintah Sunan Prawoto.
Sunan Prawoto adalah anak Sultan Trenggono yang menginginkan ayahnya menjadi raja Demak.
Baca Juga: Bagaimana Kedudukan Selat Muria yang Menjadi Pelabuhan Kerajaan Demak pada Saat Itu?
Pangeran Surowiyoto ditemukan tewas di sungai, sehingga ia mendapat julukan Pangeran Sekar Seda ing Lepen (Putra Mahkota yang Meninggal di Sungai).
Setelah Sultan Trenggono tiada, Sunan Prawoto meneruskan takhta kerajaan dengan gelar Raden Mukmin.
Namun, Arya Penangsang, anak Pangeran Surowiyoto, tidak rela dengan hal ini.
Apalagi, Sunan Prawoto lebih fokus sebagai ahli agama daripada sebagai pemimpin Kerajaan Demak.
Akibatnya, banyak daerah kekuasaan Kerajaan Demak yang memisahkan diri, yang menyebabkan kerajaan melemah dan pemberontakan dari Arya Penangsang yang merasa berhak menjadi raja.
Runtuhnya Kerajaan Demak
Pada 1547, Arya Penangsang berhasil menggulingkan Sunan Prawoto dari tahta Demak.
Namun, rakyat Demak tidak menerima kedudukan Arya Penangsang, sehingga terjadi kekisruhan.
Kekisruhan berakhir setelah Arya Penangsang dikalahkan oleh Jaka Tingkir, menantu Sultan Trenggono.
Jaka Tingkir adalah komandan pasukan Kerajaan Demak yang dijadikan Adipati Pajang dan menikahi putri Sultan Trenggono yang bernama Ratu Mas Cempaka.
Setelah perang saudara usai, Jaka Tingkir secara otomatis menjadi pewaris takhta Kerajaan Demak.
Baca Juga: Apa yang Menjadi Penyebab Berdirinya Kerajaan Demak oleh Raden Patah?
Namun, Jaka Tingkir memutuskan untuk memindahkan ibu kotanya ke Pajang, yang berada di perbatasan Kota Surakarta dan Kartasura.
Dengan begitu, Kerajaan Demak pun runtuh dan digantikan oleh Kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya.
Penutup
Perang saudara di Kerajaan Demak adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, yang menunjukkan betapa rapuhnya sebuah kerajaan yang tidak memiliki sistem suksesi yang jelas dan stabil.
Perang saudara ini juga menimbulkan dampak yang besar bagi perkembangan Islam di tanah Jawa, yang mengalami pergeseran dari Demak ke Pajang.
Dengan mengetahui sejarah perang saudara di Kerajaan Demak, kita dapat memahami lebih dalam tentang latar belakang dan dinamika politik dan budaya di Indonesia.
Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menarik bagi Anda yang ingin menjelaskan penyebab perang saudara yang terjadi di Kerajaan Demak.
Baca Juga: Letak Geografis Kerajaan Demak, Jadi Faktor Penentu Kedigdayaannya