Sunan Kalijaga pun datang membantu Prabu Brawijaya dengan membawa pasukan yang tidak biasa, yaitu pasukan kebo-keboan.
Pasukan ini terdiri dari orang-orang yang berdandan seperti kerbau, dengan menggunakan kostum yang terbuat dari daun pisang, jerami, dan kulit kayu.
Mereka juga membawa senjata yang terbuat dari bambu dan kayu.
Pasukan kebo-keboan ini berhasil mengecoh dan mengalahkan pasukan Prabu Menak Jinggo, yang mengira mereka adalah kerbau sungguhan.
Dengan demikian, Majapahit pun selamat dari ancaman Blambangan, dan Sunan Kalijaga pun berhasil menyebarkan Islam di Banyuwangi.
Menurut versi lain, tradisi kebo-keboan berasal dari zaman penjajahan Belanda, yang merupakan masa yang sulit bagi masyarakat Banyuwangi.
Pada saat itu, rakyat Banyuwangi harus membayar pajak yang tinggi kepada pemerintah kolonial, dan juga harus menghadapi wabah penyakit yang menyebar.
Untuk mengatasi kesulitan itu, rakyat Banyuwangi pun melakukan tradisi kebo-keboan, yang merupakan bentuk protes dan doa.
Dengan berdandan seperti kerbau, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka adalah rakyat yang kuat dan tangguh, yang tidak takut dengan penjajah.
Dengan berlari-lari di sekitar desa, mereka ingin membersihkan desa dari penyakit dan roh-roh jahat.
Dengan mengejar dan menyerang orang-orang, mereka ingin mengusir kesialan dan membawa keberuntungan.
Baca Juga: Inilah 5 Tradisi Ekstrim yang Bikin Dunia Terkagum-kagum, Cuma Ada di Indonesia!
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR